Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

37 Tahun Monumen Jogja Kembali, Koleksi Lengkap Serangan Umum 1 Maret di Monjali

Monumen Jogja Kembali sudah 37 tahun. Ini museum perjuangan Serangan Umum 1 Maret. Sultan Hamengkubuwono IX meletakkan batu pertama.

30 Juni 2022 | 12.12 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Saat upacara pemasangan bendera merah putih dan menyanyikan lagu Indonesia Raya, para peserta diiringi dengan biola yang dimainkan oleh anak Sekolah Dasar. TEMPO/Muh Syaifullah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Bagi Anda yang sedang berkunjung ke Yogyakarta dan melintas di daerah Ring Road Utara, Anda akan menjumpai suatu bangunan berbentuk kerucut yang ikonik. Bangunan kerucut tersebut merupakan sebuah museum yang dikenal dengan nama Monumen Jogja Kembali (Monjali).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Awal Mula Berdirinya Monjali

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mengutip dari laman Monjali Jogja, disebutkan bahwa gagasan untuk mendirikan Monjali dikeluarkan oleh Kolonel Soegiarto yang saat itu menjabat sebagai Wali Kota Yogyakarta. Gagasan ini dikeluarkan oleh Soegiarto pada 1983. Gagasan pendirian museum ini akhirnya secara resmi dieksekusi pada 29 Juni 1985 yang ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Paku alam VIII serta upacara tradisional penanaman kepala kerbau.

Pembangunan Monjali dilakukan dengan banyak perhitungan. Hal ini karena titik pusat bangunan ini adalah sebuah titik imajimer yang menghubungkan titik penting di wilayah Yogyakarta.

Akhirnya pada 6 Juli 1989, museum ini selesai dibangun dan diresmikan oleh Presiden Soeharto. Nama Yogya Kembali pun melekat menjadi nama museum berbentuk kerucut ini. Alasan pemilihan nama Yogya Kembali merupakan sebuah pengingat tentang Yogyakarta yang berhasil direbut oleh para pejuang dari pihak Belanda pada 29 Juni 1949.

Koleksi 

Sebagai sebuah museum, terdapat beberapa koleksi-koleksi yang ada di Monjali, antara lain:

1, Replika pakaian militer, berbagai jenis pakaian tentara, polisi istimewa, gerilyawan, tentara pelajar, heiho, laskar wilayah, hingga pakaian cadet vaadright.

  1. Senjata api genggam dan berbagai jenis senjata api hasil rampasan yang diperoleh para pejuang dari pihak Belanda.
  2. Diorama Soeharto, diorama ini menampilkan situasi ketika Soeharto sedang merencanakan taktik penyerangan Serangan Umum 1 Maret.
  3. Tandu Jenderal Soedirman, tandu yang diapaki oleh Jenderal Soedirman ketika sedang bergerilya dalam masa Perang Revolusi.

Monumen Jogja Kembali yang Ikonik

Monumen Jogja Kembali memiliki bentuk yang unik dan ikonik, yaitu kerucut. Dalam bangunan kerucut tersebut terdapat tiga lantai yang dilengkapi dengan perpustakaan dan ruang serbaguna. Pada bagian pintu masuk dituliskan 422 nama pahlawan yang gugur di daerah Wehrkreise III, Yogyakarta. Bangunan museum ini memiliki tiga lantai, lantai 1 berisi empat ruang museum, lantai dua berisi 10 diorama dan 40 relief, dan lantai 3 adalah ruang Garbha Graha.

EIBEN HEIZIER

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus