Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

4 Aturan Wisata Hiu Paus di Teluk Cenderawasih Nabire Papua

Ketahui apa saja rambu sebelum wisata hiu paus di Teluk Cenderawasih, Kabupaten Nabire, Papua.

8 Juni 2021 | 08.08 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Seorang penyelam berenang bersama seekor ikan hiu paus di Taman Nasional Teluk Cenderawasih, Katisore, Nabire, Papua, Senin (14/10). TEMPO/Rully Kesuma

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Berenang bersama hiu paus atau Rhincodon typicus adalah pengalaman tak terlupakan. Kamu bisa melakukannya di perairan Kwatisore, Teluk Cenderawasih, Kabupaten Nabire, Papua. Hiu paus mudah dijumpai di kawasan ini sepanjang tahun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Peneliti Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto mengatakan, nelayan setempat menyebut hiu paus dengan gurano bintang. Waktu yang tepat untuk menyaksikan atau berenang bareng Hiu Paus di perairan Kwatisore, Nabire, Papua, ini adalah pada pagi atau sore hari.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Ada beberapa aturan yang harus ditaati oleh wisatawan dalam berinteraksi dengan hiu paus," kata Hari Suroto kepada Tempo, Selasa 8 Juni 2021. Tujuannya, menjaga kelestarian hiu paus di habitat aslinya dan menjaga perilaku mereka tetap alami atau tidak berubah sebagai reaksi dari kehadiran wisatawan.

Wisata hiu paus di Kwatisore juga dikembangkan sebagai ekoturisme atau wisata alam berkelanjutan. Paket wisata hiu paus di perairan Kwatisore dilakukan oleh operator wisata yang telah mengantongi izin dari Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih, Papua.

Berikut detail aturan main sebelum melihat atau berenang bareng hiu paus:

1. Satu kelompok wisata maksimal 7 orang
Dilarang menyaksikan hiu paus secara beramai-ramai. Dalam satu perahu, hanya boleh terdiri dari satu kelompok wisatawan. Satu kelompok itu maksimal enam orang atau enam wisatawan dengan didampingi seorang pemandu. Total ada tujuh orang dalam satu perahu.

2. Mengatur kondisi perahu
Ketika berlayar, perahu harus mengatur kecepatan maksimal 10 knot dalam jarak 1 kilometer atau 2 knot dalam jarak 50 meter dari bagan. Jarak antara perahu dengan hiu paus paling dekat 20 meter.

Saat mencapai area yang dekat dengan hiu paus, mesin perahu harus dalam keadaan mati dan dilarang membuang jangkar. Perahu dapat ditambatkan pada bagian tertentu di perairan.

Seorang penyelam berenang bersama dua ikan hiu paus di Taman Nasional Teluk Cenderawasih, Kwatisore, Nabire, Papua, Senin (14/10). TEMPO/Rully Kesuma

3. Pengarahan kepada wisatawan
Pemandu harus memberikan pengarahan kepada wisatawan sebelum berenang di perairan dekat hiu paus. Cukup pengarahan singkat, sekitar 10 sampai 15 menit dan dapat dilakukan selama perjalanan. Pengarahan ini mencakup ucapan selamat datang dan perkenalan diri, pengaturan waktu dan spot yang dituju, pengenalan tentang hiu paus, aturan berinteraksi dengan hiu paus, dan mempersilakan wisatawan untuk bertanya.

4. Ketentuan saat snorkeling
Saat berada di air, wisatawan harus mengikuti pemandu. Pemandu turun ke air pertama kali diikuti dengan para wisatawan. Di dalam air, pemandu berperan sebagai pemimpin grup yang harus memperhatikan dan siap membatu semua peserta.

Wisatawan yang snorkeling harus masuk ke dalam air setenang mungkin. Jaga jarak untuk memberikan ruang pada hiu paus, sekitar 2 meter dari tubuh hiu paus, dan 3 meter dari ekornya. Penggunaan scuba dibatasi. Maksimal dua pengguna Self-Contained Underwater Breathing Apparatus(Scuba) atau perangkat bernapas bawah air dalam satu kelompok wisata. "Akan lebih bagus tidak pakai scuba," kata Hari.

Durasi berinteraksi dengan hiu paus maksimal 60 menit untuk setiap kelompok wisatawan. Dilarang mengeluarkan suara keras, melakukan gerakan mendadak, dan mencipratkan air yang dapat memprovokasi atau mengganggu hiu paus.

Dilarang menyentuh atau mengejar hiu paus secara aktif. Bila wisatawan yang sedang snorkeling didekati oleh hiu paus, wisatawan harus tetap tenang dan berenang ke samping. Boleh memakai kamera bawah air tanpa mengaktifkan lampu kilat atau flash.

Setelah menyaksikan hiu paus, para wisatawan harus berenang kembali menuju perahu sesuai durasi kunjungan. "Pemandu harus menjadi orang terakhir yang keluar dari air," katanya.

Baca juga:
Dari Tiga Wisata Hiu Paus Indonesia, Ini yang Terbaik Versi Kemenparekraf

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus