Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

7 Film Bertema Traveling untuk Obat Rindu Saat di Rumah Saja

Menonton film yang bertema traveling bisa mengobati rindu jalan-jalan sekaligus menjadi inspirasi destinasi liburan selanjutnya.

12 Februari 2022 | 08.59 WIB

Aruna dan Lidahnya merupakan film kedua yang diproduksi Palari Films. Tayang mulai 27 September 2018 (Palari FIlms)
Perbesar
Aruna dan Lidahnya merupakan film kedua yang diproduksi Palari Films. Tayang mulai 27 September 2018 (Palari FIlms)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Traveling adalah satu hal yang menjadi hobi banyak orang untuk melepas penat. Namun, pandemi Covid-19 yang belum berakhir ini membuat banyak orang harus membatalkan rencana jalan-jalan karena ancaman virus tersebut. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Meski begitu, bukan berarti berada di rumah saja membuat orang tak bisa merasakan traveling. Menonton film yang bertema traveling bisa mengobati rindu jalan-jalan sekaligus menjadi inspirasi destinasi liburan selanjutnya. Berikut ini ada 7 judul film Indonesia yang bisa jadi penawar rindu saat harus di rumah saja menurut laman Indonesia Travel:

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

  • Aruna dan Lidahnya (2018)

Tokoh Aruna yang diperankan oleh Dian Sastro berprofesi sebagai seorang epidemiologi yang meneliti masalah flu burung kala itu. Petualangan kuliner Aruna dan beberapa temannya bermula saat perjalanan meneliti kawasan epidemi flu burung. Film yang diadaptasi dari novel karya Laksmi Pamuntjak ini ibarat kamus kuliner keberagaman makanan Indonesia yang super lezat. Penonton juga bakal merasakan kenikmatan jelajah kuliner saat menonton film ini. 

  • 5 Cm (2012)

Film 5 Cm menceritakan petualangan persahabatan yang menjelajah puncak Mahameru. Dalam film ini disuguhkan banyak sinematik panorama alam di sekitar Gunung Semeru. Bagi yang sudah pernah ke Gunung Semeru, pasti film ini membangkitkan kenangan tak terlupakan kala itu. Bagi belum pernah ke sana, pasti jadi tergelitik ingin segera naik gunung Semeru. 

  • Tenggelamnya Kapal Van der Wijck (2013)

Tenggelamnya Kapal Van der Wijck merupakan karya Prof. Dr. H. Abdul Malik Karim Amrullah atau Buya Hamka, seorang penulis legendaris Indonesia. Film ini menceritakan kisah perjalanan Zainudin, seorang pemuda berdarah Makassar-Minang yang menelusuri tanah kelahiran ayahnya di Padang. 

  • Filosofi Kopi (2015)

Film ini cocok menjadi inspirasi bagi mereka yang memiliki hobi dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan kopi. Filosofi Kopi menceritakan jatuh bangunnya seorang pemilik kedai kopi untuk tetap bertahan dengan membawa wawasan tentang jenis-jenis kopi, cara pengolahannya hingga daerah-daerah penghasil kopi terbaik di Indonesia. 

  • Laskar Pelangi (2008)

Berlatar belakang sebuah kampung Melayu di Belitung, film Laskar Pelangi punya nilai motivasi yang sangat tinggi. Selain itu, film ini menjadi salah satu film Indonesia terlaris sepanjang masa. Diadaptasi dari Novel karya Andrea Hirata, Laskar Pelangi menceritakan kisah dua orang guru, Muslimah dan Harfan yang selalu memberikan semangat untuk bersekolah bagi murid-muridnya. Tidak hanya cerita perjuangan dan motivasi aja, penonton pasti terhipnotis dengan pemandangan eksotis dari Pulau Belitung.

  • Ada Apa dengan Cinta 2 (2016)

Yogyakarta yang selalu istimewa menjadi latar dari film ini. Kisah romansa Rangga dan Cinta yang jadi tokoh utama di film ini menjadi bisa tetap seru untuk ditonton tanpa perlu menonton film sebelumnya. Banyak adegan film yang membawa penontonnya untuk berkeliling kota Budaya, Yogyakarta. Sebut saja Punthuk Setumbu, tempat romantis untuk menikmati terbit dan tenggelamnya surya, pertunjukan wayang Papermoon dan beberapa tempat yang membuat ingat hangatnya suasana Yogyakarta.

  • Street Food Asia

Para penyuka traveling dan pemburu kuliner lezat dengan citarasa Asia wajib menonton film dokumenter dengan panjang 9 episode ini. Indonesia yang kaya akan kuliner dengan rasa yang khas juga ditampilkan di salah satu episodenya. Tidak melulu bercerita tentang kuliner, film dokumenter ini juga bercerita tentang sejarah, budaya dan identitas bangsa masing-masing negara yang membentuk kehidupan orang Asia, termasuk Indonesia. Cerita paling menyentuh ada di episode ke 4, saat Mbah Satinem, penjual jajanan pasar di Yogyakarta banyak bercerita tentang kesedihan dan juga kebahagiaan selama hidupnya.

ANDINI SABRINA

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus