Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dapat penawaran tiket murah atau bonus dari agen perjalanan memang menggiurkan. Tapi, pelancong harus berhati-hati karena saat ini banyak agen wisata palsu atau mencatut nama besar mereka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seorang pakar keamanan di Sift, mengatakan dari 2023 sampai 2024 tercatat penipuan dalam industri perjalanan dan penginapan daring meningkat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Bisnis penipuan telah didemokratisasi, dan penipuan perjalanan telah menjadi salah satu cara paling umum yang digunakan penipu untuk menipu konsumen dan bisnis,” kata Brittany Allen.
Direktur dukungan korban di AARP Fraud Watch Network, Amy Nofziger juga mengatakan, sejak pasca COVID terjadi peningkatan penipuan perjalanan. “Ditambah lagi kita semua menggunakan ponsel 24/7 sehingga para penipu yang mencoba mencuri dari kita memiliki akses lebih dari sebelumnya. Kami telah melihat penipuan perjalanan masuk melalui pesan teks, email, dan media sosial,” kata Amy Nofziger.
Maka dari itu, untuk menghindari dari penipuan perjalanan, kenali tanda-tandanya.
1. Penawaran travel terlalu menarik
Kolumnis dan pakar penipuan perjalanan di Travelers United, Ned S. Levy, mengatakan, jika penawaran traveling dari agen wisata tampak terlalu menarik, seperti tiket pesawat atau penginapan dengan harga yang jauh di bawah pasar, ada kemungkinan besar itu adalah penipuan. Penipu menjebak dengan biaya tersembunyi atau bahkan tidak mendapatkan layanan yang dijanjikan.
"Petunjuk terbesar tentang penipuan daring atau email adalah jika sesuatu terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, kemungkinan besar itu penipuan," kata dia.
2. Metode Pembayaran yang Mencurigakan
Amy juga mengatakan waspada jika penyedia meminta pembayaran melalui metode yang tidak biasa. Pilih metode pembayaran yang aman dan selalu gunakan kartu kredit, karena menawarkan perlindungan lebih baik terhadap penipuan.
"Perhatikan cara mereka meminta pembayaran, jika mereka meminta kartu hadiah prabayar, pembayaran dengan mata uang kripto, atau melalui aplikasi peer to peer, maka kemungkinan besar itu penipuan." katanya.
3. Situs Web yang Mencurigakan
Perhatikan URL yang tidak biasa, kesalahan tata bahasa, atau desain situs yang buruk. Jika menemukan penawaran melalui iklan di media sosial, pastikan untuk memverifikasi keasliannya dengan mengunjungi situs web resmi penyedia.
“Waspadai URL yang mencurigakan, alamat situs web yang tampak agak aneh atau berisi karakter yang tidak biasa, seperti ketidakkonsistenan antara URL dan deskripsi situs, kesalahan tata bahasa, atau penggunaan karakter sebagai pengganti huruf, seperti angka nol untuk huruf 'o',” kata Allen.
4. Komunikasi Melalui Saluran Tidak Resmi
Hati-hati terhadap komunikasi yang tidak diminta. Jangan klik tautan atau unduh lampiran dari pesan yang tidak dikenal. Selalu menghubungi penyedia layanan melalui saluran resmi mereka untuk menghindari penipuan.
“Sebaiknya selalu menggunakan biro perjalanan yang terkenal, dan jika Anda memilih daring, sebaiknya melalui situs web mereka secara langsung, bukan melalui tautan pencarian dan sama sekali bukan melalui tautan email,” kata Levi.
5. Informasi Kontak Sulit Diverifikasi
Penyedia perjalanan yang sah selalu memberikan informasi kontak yang jelas. Jika tidak ada alamat fisik atau nomor telepon resmi, ini bisa menjadi tanda penipuan. Periksa penyedia akreditasi dengan badan industri yang berwenang.
6. Dipaksa Segera Membeli
Nofziger megatakan, jika merasakan tekanan untuk mengambil keputusan cepat, seperti penawaran waktu terbatas, berhati-hatilah. Penipu sering menggunakan taktik ini untuk mengambil keputusan impulsif. Luangkan waktu untuk memikirkan proposal dan melakukan penelitian. "Jangan biarkan FOMO menguasai emosi Anda," kata Nofziger.
7. Permintaan Informasi Pribadi Lebih Lanjut
Jangan pernah memberikan informasi sensitif seperti nomor kartu kredit atau data pribadi lainnya sebelum memverifikasi keaslian penyedia. Hati-hati juga dalam berbagi informasi pribadi dengan orang asing saat traveling.
8. Ulasan Negatif dari Wisatawan Lain
Sebelum menggunakan layanan penyedia perjalanan, cari tahu tentang pengalaman wisatawan lain. Ulasan negatif atau peringatan dapat memberi tahu Anda tentang potensi masalah yang mungkin dihadapi.
Jika menjadi korban, apa yang harus dilakukan?
Direktur eksekutif program di Cybercrime Support Network, Ally Armeson mengatakan, jika menjadi korban penipuan, hal pertama yang harus dilakukan adalah segera laporkan kepada pihak yang berwenang atau lembaga perlindungan konsumen.
Kedua, pantau laporan bank dan transaksi untuk mendeteksi aktivitas yang mencurigakan.
Ketiga, jika informasi akun Anda dikompromikan, segera ubah kata sandi untuk melindungi data. Keempat, beberapa perusahaan kartu kredit menawarkan perlindungan terhadap penipuan. Hubungi mereka untuk bantuan. Langkah terakhir, simpan semua bukti transaksi, komunikasi, dan informasi terkait untuk referensi di masa mendatang.
Dengan meningkatnya penipuan perjalanan, sangat penting untuk tetap berhati-hati saat merencanakan perjalanan. Memahami tanda-tanda bahaya dan melakukan penelitian dapat membantu pelancong menghindari situasi yang merugikan.
PUTRI ANI | HUFFPOST'