Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ramadan menjadi momen yang dinantikan oleh umat Islam di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Selain penuh berkah, bulan puasa juga identik dengan berbagai hidangan khas yang beberapa hanya muncul di waktu-waktu tertentu sebagai hidangan takjil.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Indonesia kaya akan budaya dan tradisi memiliki beragam jenis hidangan takjil khas dari setiap daerah, masing-masing dengan cita rasa serta tekstur unik. Berdasarkan unggahan Instagram Kementerian Pariwisata Indonesia, ada 7 takjil tradisional yang bisa ditemukan di beberapa daerah di Nusantara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Kue jongkong, Medan
Kue jongkong makanan khas masyarakat Melayu di Selat Malaka menjadi salah satu kudapan manis yang populer saat Ramadan. Proses pembuatan yang cukup rumit menjadi membuat itu sulit ditemukan ketika hari-hari biasa. Takjil ini terbuat dari tepung beras yang dicampur santan kelapa serta disiram gula merah. Biasanya, dibungkus menggunakan daun pisang. Kue Jongkong sendiri memiliki kemiripan dengan bubur sumsum, karena punya rasa dan tekstur yang sama.
2. Es selendang mayang, Jakarta
Melansir Jakarta Tourism, es selendang mayang merupakan makanan tradisional khas Betawi yang disantap untuk membantu menghilangkan dahaga. Kudapan tersebut memiliki cita rasa manis-gurih yang bercampur menjadi satu. Dinamakan “selendang” karena sajian penutup ini memiliki beberapa warna lapisan, yaitu hijau, putih, serta merah. Sedangkan “mayang” memiliki arti kenyal dan manis.
Es selendang mayang terbuat dari tepung beras dan hunkwe (tepung kacang hijau), disajikan dingin bersama kuah santan, dan sirop gula merah.
3. Jemunak, Magelang
Jemunak, jajanan tradisional dari Desa Gunungpring, Kecamatan Muntilan, ini hanya bisa ditemukan saat bulan puasa. Makanan takjil tersebut terbuat dari bahan dasar singkong, beras ketan, gula merah, serta parutan kelapa. Teksturnya kenyal dan rasa manis dari siraman gula merah cair. Menukil informasi dari jatengprov.go.id, Jemunak memiliki sebuah filosofi, yaitu rasa ikhlas menjalani ibadah puasa akan menghasilkan sebuah keberkahan.
4. Kue kopyor, Bali
Kue kopyor adalah salah satu kudapan khas yang selalu ada selama Ramadan. Olahan dari Kampung Melayu Loloan, Jembrana, Bali ini terbuat dari tepung beras, gula pasir, santan, dan biji mutiara yang dibungkus menggunakan daun pisang. Saat ini, banyak ditemukan modifikasi kue kopyor yang dicampur dengan roti.
5. Kue cerorot, Lombok
Kue cerorot memiliki bentuk layaknya terompet mini yang dibungkus menggunakan janur kelapa. Makanan manis tersebut dibuat dengan bahan dasar tepung beras, gula merah, serta santan. Makanan ini banyak ditemukan saat perayaan seperti Ramadan, Lebaran, maupun acara pernikahan. Mengutip laman Dinas Pariwisata NTB, cara memakan kue cerorot bukan dikupas, tapi dipelintir terlebih dahulu sampai daun pembungkusnya longgar, lalu bagian lancip kue didorong ke atas.
6. Bubur kanji rumbi, Aceh
Mengutip situs Dinas Syariat Islam Aceh, bubur kanji rumbi adalah kuliner ringan khas Serambi Makkah yang disajikan saat buka puasa. Bubur dibuat menggunakan beras, udang, serta aneka rempah. Selama Ramadan, banyak masjid di Aceh yang membagikannya secara gratis kepada masyarakat, salah satunya Masjid Raya Baiturrahman (MRB). Setiap kali memasak, pengurus MRB membutuhkan beras sebanyak 4,5 kg, udang 1 kg, dan berbagai jenis bumbu untuk membuat sajian tersebut.
7. Asida, Ambon
Asida, makanan ringan khas Ambon ini terbuat dari bahan-bahan sederhana seperti tepung terigu, gula merah, kapulaga, daun pandan, dan kayu manis. Kudapan manis itu bisa ditemukan di berbagai warung yang menjual menu takjil. Cara membuat Asida tergolong mudah, semua bahan dicampur dan dihaluskan, kemudian dimasak sambil diaduk sampai mengental serta berubah warna menjadi cokelat tua.
NIA NUR FADILLAH
Antara berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: 8 Rekomendasi Tempat Berburu Takjil di Kota Bandung