Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tenang aja, postingan ini bukan berarti gue lagi sibuk cari cari tukang rias manten. Ya boro cari MUA, cari laki buat ke KUA aja belom nemu-nemu.
Tulisan ini dibuat berhubung beberapa waktu belakangan ini banyak banget tokoh tokoh nasional yang melangsungkan pesta perkawinan, sebut saja Raisa, Laudya Cinthya Bella, Mesty, dan yang terakhir adalah Kahiyang, putri presiden kita (Ya kalo kelen belom ikhlas nerima Jokowi sebagai presiden sih gue sih gak tahu ya).
Sebenarnya istilah tokoh buat mereka juga kurang tepat sih, karena mereka itu perempuan semua. Kalo perempuan kan lebih lazim dipanggil Cici ketimbang Tokoh (ITU KOKOH, GUS!!!!).
Beklah, intinya wece-wece femes ini ketemu jodohnya terus kawin. Nah, di kalangan para wece-wece jelata seperti gue dan kawan-kawan, momen istimewa wece-wece femes ini jelas jadi bahasan rumpian menarik terutama soal urusan tetek bengek seperti busana dan dandanan mereka.
Tapi sebelum kita bahas lebih jauh soal dandanan mereka, gue mau apresiasi dulu kepada semua perempuan di atas yang dalam resepsi pernikahannya mempertahankan adat budaya tradisi leluhur Indonesia. Meskipun mereka femes, mereka gak lupa sama asal daerah masing-masing dan itu kece banget, Sis!
Kenapa gue sampe mengapresiasi khusus? Ya gimana ya..secara hidup di zaman now dan beberapa kali hadir kondangan kekinian, udah mulai banyak kawinan-kawinan yang gengges, gaya Hollywood lah, gaya Arab lah, gaya kupu kupu lah, wis sekarepmu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Okay kita balik ke dandanan, karena hidup sebagai perempuan Nusantara entah kenapa pikiran pertama yang menghinggapi rata-rata cewek kalau lihat dandanan pengantin perempuan adalah,”dandanannya manglingi gak?”
Setau gue, manglingi itu bahasa Jawa dan gue pikir konsep ini cuma berlaku buat pengantin maupun tamunya yang berdarah Jawa. Tapi gak tuh, temen gue yang Batak, Arab, Padang pun kalau komentarin makeup pengantin juga bahas soal isu “manglingi” ini. Menurut mereka, dandanan kawinan yang sukses itu yang bisa membuat si mempelai wanita ini kelihatan berbeda dari biasanya, glowing, auranya keluar, dan lain-lain.
Sumpah gue gak tahu bagaimana mereka bisa membedakan dan membaca aura mempelai yang keluar itu kaya apa, sedangkan mereka sendiri masih susah membedakan dan membaca mana berita hoax mana yang bukan.
Apabila dandanan mempelai wanita tidak manglingi, tuduhan dari komentator perempuan (yang rata-rata wajahnya standar kaya yang ada di bawah motor) pun beragam. Mulai dari si mempelai ini sudah tidak perawan lah, kurang tirakat lah, sampai dugaan akan tidak langgengnya rumah tangga si mempelai. Naudzubillah min zalik … (ciye kaya postingan akhwat-akhwat Instagram pakai Bahasa Arab segala).
Tersangkanya kalau dandanan mempelai wanita gak mangling hanya terbatas pada dua pihak; si mempelai wanitanya, dan tukang riasnya.
Seumur-umur kalau dandanan mempelai perempuan gak cakep gak pernah ada yang nyalahin penganti prianya. Padahal kan bisa saja dandanan si cewek jadi biasa aja karena lakinya gak nyumbang ongkos kawinan yang memadai. WHY WOMAN WHY…kalian gak pernah mikir sampai ke situ??? Gak kan? Karena emansipasi wanita kita kadang-kadang terbatas cuma buat dapat tempat duduk di commuter.
Masalah Manglingi ke Level Internesyenal
This, masalah kek begini mungkin sudah tertanam di benak perempuan yang lahir dan gede di Indonesia tapi buka internet cuma buat apdet curhat doang. Kenapa? Karena soal dandanan manglingi ini juga dibawa ke perempuan-perempuan yang bahkan hidup di Indonesia aja gak.
Contohnya siapa? Contoh korbannya adalah Song Hye Kyo , aktris perempuan asal Korea Selatan yang akhir bulan lalu menikah dengan aktor tampan Song Joong Ki. Entah karena mereka haters atau gak pernah buka Google Translate, kata MANGLINGI itu jelas gak dikenal ama orang-orang Korea.
Tapi tetep aja netizen bebal aksara ketika melihat foto pernikahan Hye Kyo ada yang komen. “Ih kok dandanannya gak manglingi ya?”
Helllloooooow, situ pikir Hye Kyo turunan Keraton tanjakan Prambanan??! Mana lah ada konsep manglingi di sana, lagian ya…situ situ yang komen mau dandan 7 lapis segala juga tetep kalah cakep ama muka Song Hye Kyo tanpa makeup.
Kelen perlu tahu, ndak semua kearifan lokal bisa dicocok-cocokkan dengan dunia internesyenal. Udah lah begitu, masihpun ada netijen yang dengan dzolim mempermasalahkan keperawanan Song Hye Kyo. Dik, Song Hye Kyo itu besar di Korea Selatan bukan di pesantren.
Lagipula ya, di Indonesia ini udah kebanyakan gadis-gadis yang menjaga keperawanan tapi tidak menjaga lisan (tsahhh). Lihat noh komen-komen IG akun gosip, rata-rata diisi oleh perempuan yang menjaga bawahnya tapi tidak memelihara kepalanya.
Coba nih bayangin ya, kalau kalian tahu yang namanya Liv Tayler itu pernah berperan dan didandanin sebagai peri di film Lord Of The Rings. Liv berperan sebagai Arwen, puteri kerajaan peri yang digambarkan sebagai peri tercantik di dunia. Tampilan Liv subhanallah sekali di film itu, mengguncang iman setiap laki-laki yang memandangnya.
Bayangin ya, seandainya Liv ini warga Petamburan terus dia kawinan, sementara dia pernah didandanin jadi peri tercantik di dunia oleh sutradara..dan netijen tetap menuntut Liv dandan yang mangling..periasnya harus dandanin dia kayak gimana lagiiiii? Masa iya dari Puteri Peri jadi Mimi Peri??? Kan sadis.
Beban Tukang Rias
Mungkin karena tuntutan netijen dan konsep “Manglingi” ini yang membuat para Make Up Artist kalo ngecharge kursus rias pengantin lebih mahal ketimbang kursus privat make-up. Mungkin mereka ingin berbagi beban batin mereka kalo dihakimi gagal dalam mendandani mempelai wanita oleh para netijen ke para peserta kursusnya.
Mungkin itu pula yang membuat tarif dandanan manten lebih mahal dibanding dandanan wisuda, ibarat tarif listrik yang makin tinggi tegangannya maka makin mahal tagihan bulanannya.
Mungkin gampang bagi MUA-MUA itu buat dandanin orang-orang bermuka standar atau bahkan jelek untuk jadi cakep. Tapi, kalo kliennya mau cakep terus masih ada bayang-bayang dandanan yang harus manglingi…mereka harus ngubah muka si cewek kayak apalagi?!!
Misal jika suatu saat Sophia Latjuba mutusin kawin lagi, itu muka dia udah paripurna cantiknya menurut gue. Kalo dipaksa untuk jadi manglingi, ya masa iya si MUA nya bikin Sophia Latjuba jadi keliatan kaya Eli Sugigi. Itu mah bukan manglingi, tapi gilani.
Mungkin Ini Jawabnya
Nah, sekarang coba kelen bayangin apa yang dirasakan para MUA ketika diminta oleh artis sekaliber Laudya Cinthya Bella dan Raisa buat dandanin mereka. Pasti seneng abis, yang kedua pasti beban batin abis.
Mereka berdua yang pada dasarnya sudah punya wajah cakep, pasti juga berharap tampil lebih cantik dan memukau di kawinannya dong..dong..dong. Sayangnya, untuk riasan hari spesial mereka dua artis ini justru menuai kritik bertubi dari warga net karena dandanannya.
Buat Bella, sejujurnya saya sebagai penyimak kisah cinta dia dengan Bang Kumbre juga agak kaget pas lihat dandanan di acara akadnya dia. Bukan masalah manglingi apa tidaknya, tapi memang riasannya jadi tampak seram di foto-foto tamu undangan yang beredar waktu itu…yang motonya tentu pakai hape.
Padahal, katanya dandanan Bella itu dihias oleh MUA yang tarif sekali poles untuk ngedandanin itu setara dengan DP mobil Kijang Innova. MUA senior yang melatih MUA-MUA tenar kekinian. Tapi memang komen netijen saat itu hampir seragam kaya baju PNS. Dan komen-komen ini mungkin terdengar cepat ke telinga si MUA, sampai saat itu si MUA yang dimention harus gembok akun IG-nya (sekarang sih udah dibuka lagi).
Saya yang biasanya slow juga gak slow lihat dandanan Bella waktu itu, apalagi sebelumnya Bella posting acara pengajian yang riasannya malah terlihat lebih cocok di wajahnya. Waktu poto-poto hape itu beredar, pengen rasanya kirim bolu Makuta isi mercon ke MUA-nya. “You have one job! Dan kamu dibayar muahal. Bella yang semestinya bisa menjadi Belle malah menjadi Annabelle.” Pikir gue yang sedang kalut waktu itu.
Mungkin gerah membaca komen netizen, gak lama si MUA memposting foto Bella yang dipotret pakai kamera canggih. Hasilnya JAUH BEDA!!! Gue pun bingung karena hasil poto kamera si Bella-nya malah keliatan cantik banget. Kok bisa?!
Ini baru namanya Manglingi! Jadi kunci untuk manglingi itu bukan di MUA, tapi di KAMERA!!!!
Stop membebani wanita dengan riasan dan ritual-ritual lainnya agar terlihat cantik!
Kalau seorang Bella aja bisa kelihatan tampak beda hanya karena masalah kamera, apalagi kita-kita yang memiliki wajah di bawah rata-rata. Untuk itu ada baeknya saya mulai stop nonton tutorial YouTube soal kosmetik, dan lebih banyak lihat tutorial cara cepat dapat duit dalam waktu singkat supaya sanggup beli kamera mahal buat posting-posting foto selfie.
Apalagi kemarenan saya sempat iseng-iseng dandanin muka kawan saya, yang sebenarnya kalau dia ada waktu buat ngaca mungkin akan paham bahwa perjuangan saya buat dandanin dia itu hampir setara dengan perjuangan Kartini menulis surat saat gelap-gelapan. Perlu ketekunan, kehati-hatian, dan kesabaran.
Namun begitu selesai didandani dia cuma berkomentar,”Bagus sih, tapi kok muka gue gak keliatan manglingi ya. Masih gini-gini aja.”
Gue hanya bisa tersenyum, meski dalam hati ingin menjawab.
Kalo ingin wajahmu berubah, bukan MUA yang kau butuhkan. Tapi MUK…JIZAT
Tulisan ini sudah tayang di Mbakgoes