Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Bibit Siklon Tropis di Samudra Hindia, Warga dan Wisatawan Yogyakarta Harus Waspada

Peningkatan curah hujan menyebabkan potensi bencana hidrometeorologi seperti tanah longsor, banjir dan pohon tumbang di Yogyakarta.

3 Februari 2025 | 06.13 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Wisatawan bermain di kawasan Pantai Indrayanti, Gunungkidul, Yogyakarta. Tempo/Pribadi Wicaksono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Yogyakarta - Masyarakat dan wisatawan yang tengah menyambangi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) diimbau waspada terkait munculnya bibit siklon tropis di Samudra Hindia selatan Jawa awal Februari 2025 ini. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelumnya mengeluarkan peringatan dini soal potensi meningkatnya kecepatan angin dan potensi bencana hidrometeorologi di area Jawa Tengah-Yogyakarta pada 1-3 Februari 2025 karena munculnya Bibit Siklon Tropis di Samudra Hindia, selatan Jawa itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY Noviar Rahmad menuturkan, dari hasil pembahasan bersama pihak BMKG awal Februari ini, siklon tersebut berpotensi mempengaruhi pola belokan angin dan memicu peningkatan curah hujan wilayah di atas rata-rata sepanjang Februari ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"BMKG meminta masyarakat lebih waspada dan menjauhi zona berbahaya akibat fenomena ini," kata Noviar pada Ahad, 2 Februari 2025.

Ptensi Bencana Hidrometeorologi

Noviar menuturkan, peningkatan curah hujan ke kategori sedang hingga lebat tersebut menyebabkan potensi bencana hidrometeorologi seperti tanah longsor, banjir dan pohon tumbang. Tak hanya itu, munculnya siklon ini juga diprediksi turut mempengaruhi tinggi gelombang air laut antara 3-5 meter di sepanjang pantai selatan Yogyakarta.

"Daerah yang rawan longsor akibat peningkatan curah hujan ini terutama perbukitan, seperti perbukitan Menoreh dan lainnya," kata dia.

Dari kajian fenomena itu bersama BMKG itu, Noviar melanjutkan, pihaknya meminta para nelayan lebih berhati-hati. Jika perlu, sementara absen melaut jika cuaca dan gelombang benar-benar tak mendukung. Wisatawan yang menyambangi kawasan pantai dalam waktu dekat juga diminta tidak nekat sehingga tak membahayakan keselamatan mereka.

"Akses wisata masih dibuka, hanya saja ketika ada indikasi peningkatan gelombang itu, jangan ada aktivitas seperti berenang," kata dia. 

Monsum Asia

Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Yogyakarta Warjono mengatakan dari pantauan, bibit siklon tropis  di Samudra Hindia Selatan Jawa perlu diwaspadai mengingat sebagian besar wilayah DIY sudah memasuki musim puncak penghujan dengan monsun Asia yang sudah aktif.

"Dengan adanya siklon itu bakal menambah suplai uap air di wilayah Yogyakarta dan curah hujan meningkat,” ujarnya

Adapun Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan DIY Hery Sulistio Hermawan menyatakan pihaknya telah mengimbau para nelayan waspada terhadap cuaca ekstrem dan menunda melaut jika kondisi membahayakan.

"Kami meminta ketika gelombang tinggi akibat fenomena siklon itu mulai terjadi, para nelayan menunda aktivitas melaut sesuai arahan dari BPBD dan BMKG," kata dia.

Dinas Kelautan dan Perikanan DI Yogyakarta sendiri telah memasang alat untuk mendeteksi dinamika gelombang di beberapa titik pantai selatan.

Pribadi Wicaksono (Kontributor)

Pribadi Wicaksono (Kontributor)

Koresponden Tempo di Yogyakarta.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus