Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

BMKG Wanti-wanti Soal Hujan Es Hingga Puting Beliung yang Berpotensi Muncul di Yogyakarta

BMKG Yogyakarta pun mewanti-wanti warga tetap waspada selama tiga hari ke depan akan potensi hujan lebat

11 Maret 2025 | 21.30 WIB

Warga menunjukkan hujan es di kawasan Kotagede Yogyakarta, Selasa 11 Maret 2025. Dok. Istimewa
Perbesar
Warga menunjukkan hujan es di kawasan Kotagede Yogyakarta, Selasa 11 Maret 2025. Dok. Istimewa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Yogyakarta - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG Yogyakarta mewanti-wanti cuaca ekstrem pada masa transisi bulan Maret-April 2025 ini di sejumlah wilayah, terutama Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Salah satu fenomena cuaca ekstrem yang sempat terjadi adalah hujan es yang melanda wilayah Kabupaten Sleman, Bantul dan Kota Yogyakarta pada Selasa sore 11 Maret 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Yogyakarta Warjono menuturkan hujan es ini terjadi karena dipicu sejumlah faktor. "Situasi suhu puncak awan terpantau mencapai (minus) -72,5 celsius, temperatur itu memicu pembentukan butiran es di atas," kata Warjono.

Suhu minus awan itu dipengaruhi adanya kelembapan udara yang mencapai level 850 - 500 Mb alias kategori tinggi. Kondisi kelembapan ini dipengaruhi pola sirkulasi siklonik di sebelah barat Kalimantan yang membuat terjadinya belokan angin di sebagian wilayah Jawa termasuk Yogyakarta.

"Jadi hujan es itu terjadi karena suhu udara di atas lembap dan panas, di permukaan naik, lalu membentuk awan cumulonimbus, awan ini bergerak dari Kulon Progo menuju Sleman, Kota Yogyakarta, dan Bantul," kata dia.

Meski demikian, Warjono meminta masyarakat tak perlu panik. Fenomena hujan es ini kerap terjadi pada masa transisi atau musim pancaroba baik dari musim penghujan ke kemarau atau sebaliknya.

Justru, kata Warjono, yang masih perlu diwaspdai adalah dampak cuaca ekstrem lain pada masa transisi Maret-April ini. Salah satunya potensi angin puting beliung di pertengahan-akhir Maret. "Pada dasarian ke tiga Maret nanti, diprediksi masih terjadi hujan lebat di Kabupaten Sleman, Bantul, dan Kota Yogyakarta serta potensi angin puting beliung," kata Warjono.

Jika di Sleman, kata Warjono, potensi tinggi angin puting beliung ini ada di Kecamatan Minggir atau perbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo. "Angin puting beliung ini juga berpotensi tinggi terjadi di Kabupaten Bantul yang kemudian bergerak ke wilayah Kota Yogyakarta (ke utara)," kata dia.

BMKG Yogyakarta pun mewanti-wanti warga tetap waspada selama tiga hari ke depan akan potensi hujan lebat. Terutama mereka yang beraktivitas di Kabupaten Bantul, Sleman dan Kota Yogyakarta.

Laporan sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD DIY, hujan lebat dan hujan es pada Selasa pukul 18.00 WIB, ada enam kecamatan terdampak seperti Kecamatan Sleman, Mlati, Ngaglik, Depok, Tempel dan Gamping di Kabupaten Sleman. Adapun hujan es terjadi di Kecamatan Ngaglik, Gamping, Sleman, dan Mlati.

Cuaca ekstrem di Sleman itu membuat pohon tumbang di 18 titik, rumah rusak lima unit, tempat usaha rusak satu unit, dan akses jalan terdampak tujuh titik. Adapun di Kota Yogyakarta hujan lebat menyebabkan dua kecamatan terdampak paling parah yakni Jetis dan Danurejan.

Pribadi Wicaksono (Kontributor)

Pribadi Wicaksono (Kontributor)

Koresponden Tempo di Yogyakarta.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus