Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Terdorong permintaan kawannya yang menderita depresi, Brian Khrisna menulis buku ke-11 berjudul Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati. Novel barunya ini mengeksplorasi isu kesehatan mental lewat kisah Ruslan Abdul Wardhana, atau Ale yang mengalami depresi akut. “Banyak orang memutuskan tidak mau bercerita saat mereka sedih karena akan di-guilt trip. Di buku ini, ingin memvalidasi kesedihan semua orang,” tutur Brian di toko buku Makarya, Jakarta Timur, Jumat 14 Februari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dari sosok Ale, pria berusia 37 tahun yang bekerja sebagai pegawai swasta di Jakarta, Brian coba mengajak pembaca mengikuti kehidupan seseorang yang mengalami penolakan sosial dan merasa hidupnya dilalui tanpa teman dan makna. Imbasnya, Ale memutuskan mengakhiri hidupnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Brian mengangkat kisah ini terinspirasi dari sahabatnya sendiri yang sempat bercerita hendak mengakhiri hidup. “Teman saya mengalami indikasi ingin mengakhiri hidupnya. Sebagai teman, saya meminta dia untuk bertahan, sehari lagi,” tutur Brian.
Tentu saja, permintaan Brian tak semudah itu diterima. Sang kawan lantas bertanya, apa yang bisa dia pertahankan saat dia sudah tidak tahu tujuan hidupnya. Pada kesempatan itu, menurut Brian, ia berseloroh mengajak kawannya untuk menikmati mie ayam bersamanya. “
Percakapan Brian saat menemani kawannya bercerita menghadapi depresi sembari menikmati mie ayam itu jadi titik mula buku ini ia buat pada 2023. Dalam proses penulisan buku ini pun Brian kerap mendiskusikannya dengan kawannya tersebut dan kepada psikiater.
Dalam proses penulisan, Brian mewawancara beberapa penyintas depresi akut (DDS) serta menyulamnya menjadi karakter dalam novelnya tersebut. Berbagai kisah yang Brian dapatkan dari kehidupan orang-orang yang hidup di jalanan juga jadi unsur yang mewarnai novelnya tersebut. Ia berharap, tanpa menggurui pembaca, ia ingin buku ini menginspirasi siapa pun untuk menyadari banyak alasan-alasan kecil yang sesungguhnya bisa menjadi alasan bertahan hidup.
Isu yang diangkat dalam novel ini menurutnya mencerminkan realitas sosial yang sering luput dari perhatian masyarakat. Buku ini juga harapannya dapat mengajak seluruh masyarakat untuk melihat bagaimana makna hidup bisa ditemukan dalam hal-hal sederhana seperti melalui Seporsi Mie Ayam. “Kita tidak punya buku pengantar untuk menemani orang yang sedang sedih, berduka, tapi semoga buku ini bisa menemani siapapun yang membutuhkannya,” ujar Brian.
Melengkapi peluncuran buku yang sudah cetak ulang ketiga sejak Januari 2025, Brian mengadakan Book Tour di empat kota yaitu Semarang (15 Februari 2025), Yogyakarta (16 -17 Februari 2025), Malang (21 - 22 Februari 2025), dan Surabaya (23 - 24 Februari 2025).
Pada Book Tour ini, para peserta akan terlibat dalam sesi intim bersama Brian Khrisna ditemani seorang psikolog profesional dan mendapat kesempatan berdiskusi langsung dalam suasana yang lebih interaktif dan hangat.
PIlihan editor: Kisah Keluarga Pramoedya Ananta Toer yang Erat dengan Literasi
