Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bengkulu - Bunga bangkai atau bunga kibut (Amorphophallus titanum) setinggi dua meter mekar sempurna di area penangkaran bunga langka milik warga Desa Tebat Monok, Kabupaten Kepahiang, sekitar 53 kilometer dari Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Bunga mekar sempurna pada Senin, 25/6, sore dan hanya berlangsung beberapa jam sebelum kuncup lagi," kata Holidin, pemilik area penangkaran bunga langka, Selasa, 26/6. Ia mengatakan, saat mekar sempurna itu bunga bangkai mengeluarkan bau busuk menyengat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Aroma tak sedap yang muncul dari bunga bangkai tersebut tak mengurangi kecantikan kelopak berwarna merah keunguan tersebut. Bentuknya pun tak lazim sehingga disebut bunga raksasa.
Meski kelopak bunga sudah kembali menguncup, keunikan bunga bangkai tersebut masih dapat dinikmati hingga dua hari ke depan. Holidin mengatakan sebelum bunga mekar sempurna area penangkaran bunga langka seluas tiga hektare tersebut sudah dibuka untuk umum. "Sudah banyak pengunjung yang singgah.”
Lokasi penangkaran itu memang sangat strategis, yakni berada di jalan lintas Bengkulu-Kepahiang. Menurut Holidin, area penangkaran tersebut memang ditujukan untuk wisata edukasi, selain pelestarian bunga langka endemik Bengkulu.
Selain jenis Amorphophallus titanum, di lokasi tersebut juga ditangkarkan beberapa jenis bunga bangkai lainnya, seperti Amorphophallus variabilis, Amorphophallus gigas dan Amorphophallus paeonifolius.
Bahkan inang bunga raksasa lainnya, Rafflesia arnoldii juga sudah ditumbuhkan di sana sejak 1997. Sayang, namun hingga saat ini belum berhasil memunculkan bunga.
Salah seorang pengunjung, Kartini mengatakan kagum dengan keunikan bunga bangkai yang ukurannya melebihi tinggi rata-rata manusia itu. "Ini pengalaman pertama menyaksikan bunga bangkai mekar, memang aromanya sedikit busuk tapi sangat unik dan momentum langka," katanya.
Para pengunjung tidak dipungut biaya atau karcis masuk ke lokasi bunga mekar tersebut. Namun Holidin dan keluarganya menyediakan kotak sumbangan sukarela untuk mendukung pengelolaan area penangkaran.
ANTARA