Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Cina sedang membahas mengenai rencana perjalanan bebas visa bersama SIngapura setelah negara itu mencabut pembatasan. Rencana itu merupakan langkah yang dapat meningkatkan kedatangan wisatawan dari pasar pariwisata pra-pandemi terbesarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tercatat, 3,6 juta wisatawan Cina datang ke Singapura pada 2019. Itu merupakan jumlah terbanyak dari negara lain dan menghabiskan total Sing$ 4,1 miliar (Rp 45 triliun).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di sisi lain, banyak orang Cina dalam beberapa tahun terakhir tertarik untuk berinvestasi, memindahkan aset atau pindah ke Singapura. Bahkan ada juga yang membeli real estat mewah.
Di antara 4 juta penduduk dan penduduk tetap Singapura, tiga perempatnya adalah etnis Tionghoa dan banyak yang berbicara bahasa Mandarin. Itu memudahkan orang Cina menjelajahi negara tersebut.
"Ini adalah sesuatu yang ditunggu-tunggu oleh warga kedua negara, dan juga menjadi perhatian bersama bagi para pemimpin kedua negara," kata juru bicara kedutaan besar Cina di Singapura.
Kementerian Luar Negeri Singapura belum menanggapi permintaan komentar dari Reuters.
Duta Besar Cina untuk Singapura Sun Haiyan menulis dalam sebuah posting Facebook bulan lalu: "Berharap otoritas yang kompeten dari kedua belah pihak dapat mencapai hasil yang positif secepat mungkin."
Saat ini, wisatawan Cina diharuskan mengajukan visa untuk mengunjungi Singapura. Sedangkan warga Singapura diizinkan melakukan kunjungan bebas visa selama 15 hari sebelum pandemi. Namun pengaturan itu belum diberlakukan kembali yang menyebabkan antrean panjang di pusat aplikasi visa Cina di Singapura.
REUTERS
Pilihan Editor: Berikut Negara yang Terbanyak Diminati dan Dikunjungi Warga Singapura di 2023
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.