Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pendakwah, Yusuf Mansur, terus mendapat sorotan. Tak hanya soal bisnis investasi Paytren yang didirikannya dan membuatnya marah-marah lantaran butuh dana besar untuk pengembangan, tapi juga materi berdakwahnya. Beberapa pendakwah juga memberikan tanggapan, seperti Buya Yahya, Emha Ainun Nadjib, dan Aa Gym setelah mengamatinya caranya mengajak bersedekah yang terkesan seperti ‘menodong’.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Telah tersebar luas di media sosial cuplikan-cuplikan ketika Yusuf Mansur sedang membawakan ceramah tentang bersedekah. Ia memanggil jamaahnya ke depan dan memperlihatkan perhiasan-perhiasan yang dipakai. Setelah itu, biasanya ia mulai membicarakan betapa baiknya jika perhiasan yang dimiliki jamaah itu disedekahkan, karena dapat memberikan pahala yang besar bagi si umat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Coba yang pakai cincin ada nih yang muda-muda, mana yang pakai cincin, nih yang hitam nih, cincinnya mana coba yang pegang tas. Mana, ada berapa biji cincinnya, ada dua, sini ngobrol sini,” ucap Yusuf Mansur dalam cuplikan dakwahnya yang diunggah di kanal Youtube Nuansa Islam pada 27 Desember 2021.
Cara tersebut pun menuai kontroversi di kalangan para pendakwah. “Hati-hati ya kalau dengar ceramah beliau, bisa habis tuh harta kita. Aa punya apa, ya alhamdulilah, Aa punya rumah yang paling bagus enggak di kota? Ada, Aa sedekahkan, iya Tadz. Pokoknya apa harta yang Aa sukai, sedekahkan. Loss, punya mobil, lepas, loss, tanah punya, wah yang puluhan tahun nabung, ada, loss. Tabungan A, tabungan juga ustadz, iya, itu dua hari habis tuh hartanya,” kata Aa Gym dalam cuplikan dakwahnya yang diunggah di kanal Youtube Amil Islam Channel pada 26 Desember 2021.
Buya Yahya atau Yahya Zainul Ma'arif. Foto: Instagram Arief Muhammad.
Buya Yahya juga ikut memberikan komentarnya. Ia mengatakan bahwa Nabi Muhammad tidak pernah membuat orang malu ketika ia mengajak umatnya bersedekah. Ia juga sempat memberikan contoh cara Nabi mengajak bersedekah dengan cara yang sederhana.
“Itu cara Nabi, kemudian kalau kau pria ini ada begini, siapa yang berinfak pahalanya begini, bersedekah begini. Itulah cara Nabi, bukan menonjok, ente ngasih sedekah ya, cincinmu bagus jual ya, enggak ada begitu, Nabi enggak mengajarkan begitu. Itu bikin orang lari dari kebaikan, kalau dengan cara menonjok, meminta,” ungkap Buya Yahya dalam cuplikan dakwahnya yang diunggah oleh kanal Youtube Nuansa Islam pada 27 Desember 2021.
Buya Yahya juga mengatakan bahwa cara tersebut sama saja seperti memaksa. “Itu seperti merampok, rampok pakai malu itu. Merampok kan pakai pedang dengan rasa malu, kalau ndak ngasih kan malu. Misalnya kita minta itu jamnya bagus buat saya ya, itu sama kayak, kasih buat saya, sama itu. Cuma karena dia punya maqom seorang ustadz, pakai atas nama Allah, atas nama Nabi, sama itu. Bahaya itu, kok ustadz minta-minta ke jamaah,” lanjutnya.
Komentar selaras juga dikeluarkan oleh Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun. Ia mengimbau jamaah agar jangan mengharapkan imbalan saat sedekah. “Jadi pertama saya meyakini Anda akan mendapat kemudahan, tetapi tidak usah mencari kemudahan, tidak usah mempamrihi itu. Jangan bersedekah dengan niat nanti dapat kembalian 700 kali lipat, itu bukan sedekah namanya. Sedekah itu titik ketika Anda ngasih, titik. Tidak ada pikiran apapun, kecuali memberi, melayani, titik,” ungkap Cak Nun dalam cuplikan dakwahnya yang diunggah oleh kanal Youtube Indonesia Audiobook pada 13 Desember 2021.
Lebih lanjut Cak Nun juga mengatakan bahwa apakah nanti seseorang akan mendapat imbalan atau tidak, itu bukan urusan orang tersebut. Maka dari itu, ia mengimbau untuk tidak mengikuti cara tersebut dan meminta jamaah untuk tidak usah memikirkannya. “Cuma jangan terus dikonstruksi bahwa dengan begini saya akan mendapat seperti ini, itu bukan sedekah namanya, itu namanya dagang,” ujar Cak Nun.
BERNADETTE JEANE WIDJAJA
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.