Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pengelola Balai Taman Nasional Komodo menyampaikan data kunjungan wisatawan sepanjang 2017 sampai 2020. Secara keseluruhan, wisatawan mancanegara mendominasi ketimbang wisatawan domestik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Balai Taman Nasional Komodo, Lukita Awang Nistyantara mengatakan total kunjungan wisatawan selama empat tahun terakhir sebanyak 567.253 orang. Angka itu terbagi menjadi 348.459 wisatawan mancegara dan 218.794 wisatawan domestik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Tren kunjungan wisatawan ke Taman Nasional Komodo selama 2017 sampai 2019 mengalami peningkatan siginifikan," kta Lukita Awang pada Kamis, 7 Januari 2021. Hanya saja, sejak pandemi Covid-19 merebak di 2020, jumlah kunjungan wisatawan itu anjlok.
Pandemi Covid-19 memaksa pengelola Taman Nasional Komodo menutup kawasan selama beberapa waktu demi mencegah penyebaran virus. Ketika sudah dibuka kembali, jumlah pengunjung pun dibatasi.
Sejumlah komodo berkumpul dalam kunjungan di Pulau Rinca, Kawasan Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur, Ahad, 14 Oktober 2018. Pulau Rinca yang merupakan zona inti Taman Nasional Komodo, dihuni lebih dari 1.500 ekor komodo. TEMPO/Tony Hartawan
Sepanjang 2017, jumlah pengunjung Taman Nasional Komodo sebanyak 117.102 orang yang terdiri dari 69.893 wisatawan mancanegara dan 47.209 wisatawan domestik. Jumlah ini bertambah di 2018 sebanyak 176.830 orang dengan rincian, 121.409 wisatawan mancanegara dan 55.421 wisatawan domestik.
Selama 2019, jumlah kunjungan ke Taman Nasional Komodo bertambah lagi menjadi 221.703 orang. Angka ini terdiri dari 144.068 wisatawan mancanegara dan 77.635 wisatawan domestik. "Sementara di tahun 2020, jumlah kunjungan ke Pulau Komodo hanya 51.618 wisatawan," katanya.
Lukita Awang menjelaskan kunjungan wisatawan ke kawasan Taman Nasional Komodo masih dibatasi sesuai protokol kesehatan. Untuk tahun 2021, menurut dia, pengelola taman nasional yang terletak di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, itu menunggu arahan pemerintah dan perkembangan penananan Covid-19.