Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Jika ingin mengetahui segala sesuatu tentang pisang, datanglah ke destinasi wisata Taman Pisang di Yogyakarta. Tempatnya di ring satu Bandara Adisutjipto, dekat Sungai Grojogan dan Sungai Tambakbayan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pengelola taman pisang yang menjadi destinasi wisata edukasi ini bukanlah kelompok sadar wisata atau pokdarwis, seperti pada umumnya. Melainkan Kelompok Wanita Tani Kartini dari Dusun Kalongan, Desa Umbulharjo, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mereka mengelola kebun pisang itu sekaligus untuk menghidupi keluarga. Setelah panen, ada pisang yang dijual sebagai buah saja dan ada yang diolah menjadi berbagai penganan, seperti keripik pisang, brownies pisang, pisang balado, dan lain-lain. "Di sini rata-rata pohon pisang sudah panen dalam satu tahun," kata Listiana, seorang anggota Kelompok Wanita Tani Kartini di Kalongan, Rabu, 19 Agustus 2020.
Dusun Kalongan merupakan sentra buah pisang di Sleman, Yogyakarta. Kelompok ini juga mempunyai rumah produksi olahan pisang, rumah kaca untuk berbagai sayuran serta peternakan. Ketua Kelompok Wanita Tani Kartini, Diana Listanti mengatakan wisatawan yang ingin belajar bagaimana daur hidup pohon pisang bisa berkunjung ke destinasi wisata edukasi ini.
Destinasi wisata edukasi Taman Pisang Kartini di Dusun Kalangan, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta. TEMPO | Muh. Syaifullah
Kelompok tani yang terdiri dari 30-an perempuan ini menerima bantuan dari Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan atau Corporate Social Responsibility (CSR) PT Pertamina yang dikelola oleh Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Adisutjipto. Bantuan berupa ribuan pohon pisang berbagai jenis. "Banyak yang bisa kita pelajari dari pohon pisang," kata Diana.
Tak hanya buah pisang yang bermanfaat, Diana menjelaskan, daun pisang, batang pohon, hingga bonggol pisang bisa dimanfaatkan. "Tidak ada bagian pohon pisang yang terbuang sia-sia," kata dia. Daun bisa dimanfaatkan sebagai pembungkus makanan, batangnya bisa menjadi kerajinan, hati dan bonggol pisang bisa diolah sebagai makanan. Soal rasa pisangnya, pasti enak.
Jenis pisang yang ditanam antara alain kepok kuning, pisang cavendish, dan lain-lain. Pisang cavendish misalnya, harga jualnya tergolong tinggi. Satu sisir mencapai Rp 25 ribu dari petani. Sementara di pasaran sekitar Rp 60 ribu.
Anggota Kelompok Wanita Tani Kartini Dusun Kalangan, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta memanen pisang di taman pisang. TEMPO | Muh. Syaifullah
Kepala Dusun Kalongan, Kismiyadi mengatakan taman pisang ini berdiri di atas lahan milik desa seluas 2.685 meter persegi yang awalnya menganggur. "Sebelum ada kelompok tani ini, lahannya dibiarkan kosong," kata dia. "Tapi sejak 2014, lahan ini menjadi produktif."
Operation Head DPPU Bandara Adisutjipto, Yogyakarta, Sukmawijaya berharap lahan itu dimaksimalkan untuk budidaya pisang, tanaman sayuran organik, pengolahan pupuk organik, dan pembuatan peptisida nabati. Tidak hanya menanam pohon pisang, kaum perempuan ini mengolah pisang menjadi penganan nikmat. Seperti grubi pisang, keripik pisang, pisang krispi, eggroll pisang, pisang wijen, brownies pisang, hingga es krim pisang.
Hasil penjualan produk tersebut menjadi sumber penghasilan bagi anggota kelompok untuk menambah pendapatan keluarga. Hasil tanam dan pengolahan pisang serta sayuran juga dikelola oleh koperasi yang memiliki unit simpan pinjam.