Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Desa Wisata Bihe di Kabupaten Gorontalo, Gorontalo, terkenal dengan wisata alamnya. Aktivitas wisata paling populer di desa itu adalah river tubing. Sungai Daenaa yang membentang di desa ini menawarkan trek river tubing sepanjang 500 meter dengan air jernih dan pemandangan bebatuan besar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun, bukan hanya itu. Bagi pecinta satwa, desa ini juga menjadi destinasi untuk melihat dari jauh hewan endemik Sulawesi, babi rusa. Hewan yang tergolong langka itu hidup di beberapa taman hutan dan taman nasional di Sulawesi, salah satunya Taman Hutan Raya atau Tahura B.J. Habibie di Gorontalo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Desa kami ini berada di pintu gerbang Tahura B.J. Habibie yang baru diresmikan (2023). Di dalam tahura ada flora dan fauna, salah satunya babi rusa,” kata Kepala Desa Bihe Parmin Bilo saat ditemui di acara pameran 50 Desa Wisata Anugerah Desa Wisata Indonesia di arena Car Free Day Sudirman, Jakarta, Ahad, 17 November 2024.
Babi Rusa Sulawesi di Suaka Margasatwa Nantu. ANTARA/Debby-Mano.
Mengenal Babi Rusa
Hewan ini mirip dengan babi hutan. Panjang tubuhnya bisa mencapai satu meter dengan tinggi sekitar 65-80 sentimeter. Hal yang membedakannya dengan babi hutan adalah dua pasang gigi taringnya yang membesar dan memanjang hingga menembus rahang atas, mirip tanduk. Babi rusa juga memiliki rambut yang lebih jarang dibandingkan dengan babi hutan.
IUCN Red List, lembaga yang menilai tingkat kepunahan hewan, jamur, dan tumbuhan, melakukan asesmen pada 2016. Dari penilaian mereka, diperkirakan populasi global babi rusa Sulawesi atau Babyrousa celebensis mengalami penurunan, dengan jumlah tidak lebih dari 10.000 individu dewasa.
Harus Izin ke BKSDA
Parmin menambahkan bahwa untuk melihat babi rusa tidak bisa dilakukan sembarangan. Tahura B.J. Habibie berada di bawah koordinasi Balai Konservasi Sumber Daya Alam atau BKSDA Gorontalo dan dukungan Yayasan Adudu Nantu International, organisasi nonprofit di bidang konservasi, keanekaragaman hayati, dan pelestarian lingkungan.
“Mereka yang selalu menjaga kelestarian babi rusa, Jadi datang ke sana nggak bisa sembarangan, harus izin dulu ke BKSDA, berkoordinasi, kemudian didampingi polisi kehutanan ke lokasi,” Parmin menambahkan.
Menurut Parmin, babi rusa di hutan ini hidup di habitat alami. Hewan yang hidup berkelompok itu dilepasliarkan sehingga bisa bebas beraktivitas di dalam hutan. Hewan-hewan tersebut dibuatkan kolam khusus pemandian sekaligus tempat peristirahatan. Pengunjung biasanya melihat aktivitas babi rusa di tempat itu. Mereka menyiapkan area pengintaian di antara pepohonan yang jaraknya cukup jauh. Pengintaian ini harus dilakukan hati-hati karena babi rusa akan lari jika melihat manusia.
“Kita hanya bisa foto dari kejauhan, melihat aktivitas mereka sementara mereka mandi atau istirahat,” ujar Parmin.
Cara Menuju Desa Wisata Bihe
Desa Wisata Bihe yang merupakan kawasan penyangga Kawasan Suaka Margasatwa Nantu berada di Kecamatan Asparaga. Desa ini masuk dalam kategori rintisan karena baru diresmikan sebagai desa wisata pada 2022.
Untuk menuju ke sana, wisatawan bisa terbang ke Gorontalo. Dari Bandara Djalaluddin ke desa ini bisa dilanjutkan dengan menggunakan mobil travel, jaraknya sekitar 67 kilometer atau hamper dua jam perjalanan. Menurut Parmin, terdapat juga bus bandara menuju kantor Desa Bihe. Namun operasional bus ini tidak teratur karena tergantung jumlah penumpang.
“Pengunjung juga bias komunikasi dengan pemerintah desa dan akan dijemput di bandara. Kalau ada reservasi akan kami jemput sampai ke lokasi wisata, kami dampingi sampai kepulangan,” kata Parmin.