Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat gempa tektonik magnitudo 4,9 di wilayah Boalemo, Gorontalo. Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengatakan gempa terjadi Selasa, 1 Oktober 2024, pukul 14.10 WIB.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami,” kata Daryono dalam keterangan tertulis, Selasa, 1 Oktober 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Daryono menjelaskan, gempa terletak pada koordinat 0,49° LU ; 122,31° BT, atau berlokasi di 5 kilometer barat daya Boalemo, Gorontalo, pada kedalaman 104 kilometer. Hingga pukul 14.40 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa susulan.
Berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, kata Daryono, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa menengah akibat adanya aktivitas deformasi batuan dalam lempeng laut Sulawesi (intra-slab earthquake) yang tersubduksi ke bawah lengan utara Sulawesi. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
Gempa dirasakan dan berdampak di Kabupaten Pohuwato, Kabupaten Boalemo dengan skala intensitas III-IV MMI. “Pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela atau pintu berderik dan dinding berbunyi,” ucap Daryono.
Daerah lain yang merasakan dampak gempa adalah Kabupaten Gorontalo Utara, Kota Gorontalo, Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Bone Bolango, Kabupaten Bolaang Mongondow, Kabupaten Toli-Toli, Kabupaten Parigi Moutong, Kabupaten Buol dengan skala intensitas III MMI. Getaran dirasakan nyata dalam rumah, seakan-akan ada truk melintas.