Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bandara Internasional Dubai (DXB) di Dubai, Uni Emirat Arab, adalah salah satu bandara internasional tersibuk di dunia. Bandara ini ini akan menjadi lebih sibuk dengan rencana pengembangan untuk 5 hingga 7 tahun ke depan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
CEO Bandara Dubai Paul Griffiths minggu lalu mengatakan, DXB akan bisa menangani hingga 120 juta penumpang tahunan dalam waktu 15 tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun ketika DXB mencapai kapasitas puncaknya, bandara kedua Dubai, Bandara Internasional Al Maktoum atau Dubai World Central (DWC), akan menjadi bandara terbesar di dunia, menurut pengembangnya, Dubai South.. DWC saat ini menampung sekitar 1,6 juta penumpang per tahun. Namun angka ini bisa meningkat menjadi lebih dari 250 juta pada 2050.
“Kami harus mempercepat upaya kami untuk meningkatkan kapasitas bandara yang ada dalam jangka pendek, yang akan mencakup kami selama 10 hingga 15 tahun ke depan,” kata Griffiths kepada Bloomberg Television pekan lalu, seperti dikutip Euronews.
Perobakan Bandara Dubai
Bandara Dubai saat ini menangani 41,6 juta penumpang pada paruh pertama tahun 2023, melampaui level tahun 2019 pada periode yang sama. Para ahli memperkirakan bahwa angka tahunan akan mencapai 85 juta, didorong oleh kembalinya lalu lintas udara dari Cina.
Perombakan DXB dilakukan dengan menambah ruang tunggu tambahan, meja check-in dan tempat duduk, serta memperkenalkan pemindai keamanan baru yang tidak mengharuskan penumpang mengeluarkan barang berupa benda cair.
Mereka juga akan memusatkan restoran dan pusat makanan di satu bagian setiap terminal.
Bandara Dubai World Central
Bandara Dubai World Central diresmikan pada 2010 untuk kargo dan pada 2013 mulai melayani penumpang. Bandara ini hanya menangani sebagian kecil kedatangan di kota tersebut. Namun pengembang saat ini sedang menyusun rencana untuk menjadikannya bandara terbesar di dunia.
Laporan lokal menunjukkan bahwa tahap pertama proyek ini akan meningkatkan kapasitas bandara menjadi sekitar 130 juta penumpang setiap tahunnya. Adapun luas areanya mencapai 56 kilometer persegi.
Dubai South, sebuah proyek pengembangan utama perkotaan, telah memberi bocoran tentang proyek tersebut di media sosialnya.
“#DubaiSouth akan menjadi rumah bagi bandara terbesar di dunia setelah selesai dibangun, dan infrastruktur transportasi multimoda yang menghubungkan udara, darat, dan laut,” kata Dubai South melalui Twitter.” tulis mereka.
Namun, pembangunan yang diperkirakan menelan danan US$33 miliar atau sekitar Rp501,9 triliun ini tentu akan memiliki dampak lingkungan. Pada 2019, 83 juta penumpang Bandara Internasional Dubai mengeluarkan 16,65 juta metrik ton CO2, total tertinggi dibandingkan bandara mana pun di dunia.
EURONEWS | ARABIAN BUSINESS