Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Lonjakan kasus baru Covid-19 di Yogyakarta yang tak kunjung mereda membuat Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyiapkan berbagai langkah antisipasi. Salah satunya menyiapkan bekas Hotel Mutiara di Jalan Malioboro yang sebelumnya diproyeksikan sebagai mal usaha mikro kecil menengah (UMKM) menjadi lokasi isolasi terpusat (isoter) bagi pasien Covid-19 bergejala ringan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Hotel Mutiara termasuk menjadi salah satu lokasi yang rencananya didedikasikan untuk menangani pasien Covid, namun bukan sebagai rumah sakit darurat tapi tempat isolasi terpusat," kata Sekretaris DIY Kadarmanta Baskara Aji, Senin, 2 Agustus 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jumlah pasien isolasi mandiri Covid-19 di DIY terus melonjak tajam sejak Juli lalu seiring penemuan varian virus Delta yang telah diketahui masuk ke Yogyakarta. Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X sempat membeberkan pada Juli ada sekitar 29 ribu warga di wilayahnya yang menjalani isolasi mandiri atau isoman dan butuh pengawasan ekstra.
Aji mengatakan jika Hotel Mutiara difungsikan untuk isolasi pasien Covid-19 setidaknya bisa menampung sekitar 200 pasien. Namun hal tersebut baru tahap rencana.
Menurut Aji, hotel itu baru akan dialihfungsikan sebagai lokasi isolasi bilamana sejumlah lokasi isolasi yang sudah disediakan pemerintah penuh tak bisa menampung lagi. "Sampai saat ini minat warga yang terpapar untuk masuk shelter isolasi masih rendah, kebanyakan masih memilih isolasi di rumah," kata dia.
Aji mengatakan tak menutup kemungkinan Hotel Mutiara bisa dijadikan rumah sakit darurat jika ada izin Pemerintah Pusat. "Tapi hotel ini kan lokasinya berada di tengah kota padahal kalau jadi rumah sakit tingkat infeksiusnya tinggi. Jadi sejauh ini baru dipersiapkan untuk alih fungsi menjadi lokasi isolasi," ujarnya.
Aji meyakini masyarakat maupun pedagang kaki lima sekitar Hotel Mutiara bisa memahami jika bangunan itu dialihfungsikan jadi tempat isolasi. "Pasti kan kawasan hotel itu juga akan diawasi penuh, orang nggak boleh keluar-masuk sembarangan," ujarnya.
Sejak dibeli Pemda DIY pada 2020, bekas bangunan Hotel Mutiara bintang tiga itu diproyeksikan menjadi pusat belanja yang megah, semacam mal, khusus menjual produk usaha mikro kecil menengah atau UMKM. Dengan begitu, wisatawan lebih nyaman saat berbelanja.
Hotel yang ada di selatan Mal Malioboro itu memiliki dua bangunan utama, yakni sisi utara yang terdiri atas empat lantai dan bangunan selatan yang terdiri atas tujuh lantai. Saat itu, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menuturkan pembelian Hotel Mutiara dilatari UMKM di Yogyakarta terus bertumbuh dari waktu ke waktu.
Ada yang berorientasi pasar lokal hingga ekspor. Sultan berharap produk yang sudah terstandarisasi dipajang di Plaza UMKM Malioboro itu dan di sentra UMKM Bandara Yogyakarta International Airport atau Bandara YIA.