Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seleb

Abu Barbie Hsu Dikubur di Bawah Pohon, Ramai Disebut Tak Ramah Lingkungan

Keluarga Barbie Hsu memilih pemakaman pohon sebagai bentuk peristirahatan terakhir. Tapi metode ini disebut tak ramah lingkungan.

15 Februari 2025 | 05.45 WIB

Barbie Hsu/Foto: Instagram/barbiehsu.fp
Perbesar
Barbie Hsu/Foto: Instagram/barbiehsu.fp

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Keluarga Barbie Hsu telah membawa pulang abu jenazah sang aktris ke Taiwan setelah kematiannya di Jepang pada 2 Februari 2025 akibat komplikasi pneumonia. Menurut laporan Taipei Times, abu tersebut diterbangkan menggunakan pesawat jet pribadi VistaJet dan tiba di Bandara Taipei Songshan pada 5 Februari sekitar pukul 15.00 waktu setempat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

“Ia telah kembali dengan selamat ke rumah. Kami percaya saat ini ia bahagia dan bebas di atas sana,” demikian bunyi pernyataan keluarga di bandara. Keluarga istri DJ Koo asal Korea Selatan itu juga menegaskan bahwa mereka tidak akan menggelar upacara pemakaman. “Ia selalu memilih untuk hidup sederhana dan tidak ingin menjadi pusat perhatian. Jika merindukannya, cukup simpan dia dalam ingatan. Kami berterima kasih atas cinta yang telah diberikan kepadanya,” ungkap mereka.

Kontroversi Pemakaman Pohon Abu Jenazah Barbie Hsu

Dee Hsu, adik Barbie, dalam pernyataan terpisah mengungkapkan bahwa keluarga memilih metode pemakaman ramah lingkungan. Ini merupakan permintaan bintang serial Meteor Garden itu sebelum meninggal. Abu Barbie akan ditempatkan dalam wadah biodegradable (dapat terurai) dan dikubur di bawah pohon atau tree burial di pemakaman terdaftar.

Metode ini juga tidak melibatkan batu nisan atau tanda pengenal di lokasi. Namun, rencana pemakaman ini menimbulkan perdebatan. Dilansir dari 8 days, seorang praktisi jasa pemakaman yang telah bekerja lebih dari 30 tahun mengungkapkan, “Metode tersebut tidak sepenuhnya ramah lingkungan.”

Ia menilai, abu hasil kremasi mengandung zat yang tidak dapat terurai dan bisa membentuk gumpalan keras yang justru menghambat pertumbuhan pohon. Bahkan, pemakaman sering kali harus menggali kembali pohon setelah beberapa tahun untuk menghilangkan gumpalan itu sebelum mengkremasi ulang dan menyebarkan abunya. 

Otoritas Taipei: Pemakaman Pohon Tetap Ramah Lingkungan

Kantor Pelayanan Pemakaman Taipei kemudian menegaskan bahwa mereka tidak pernah menggali kembali abu untuk dikremasi ulang. Menurut mereka, pemakaman ekologis memungkinkan jenazah kembali ke alam dengan cara yang sederhana dan tetap menghormati kehidupan serta lingkungan.

Abu yang dimakamkan dalam pemakaman pohon akan dihancurkan lebih lanjut menjadi partikel lebih kecil sebelum dikubur atau ditebarkan di laut. Lokasi pemakaman pohon dan bunga juga dirawat secara berkala. Untuk mempercepat proses penguraian, Bacillus licheniformis—sejenis bakteri—akan disebarkan ke tanah setiap bulan. Jika lahan pemakaman pohon sudah penuh, area tersebut akan ditutup sementara selama dua tahun untuk pemulihan kualitas tanah sebelum dibuka kembali.

Dilansir dari laporan Taiwan News, menurut data Kantor Pelayanan Pemakaman Taipei, sejak uji coba pemakaman pohon pertama pada 2003, sudah ada 64.000 pemakaman ekologis yang dilakukan, dengan rata-rata 800 permohonan per bulan. Adapun peneliti Lee Xing juga menjelaskan bahwa abu jenazah yang terkena larutan asam bisa membentuk kalsium karbonat yang tidak larut dalam air. Karena itu, penyemprotan bakteri pelarut fosfat diperlukan agar abu bisa diubah menjadi senyawa nitrogen yang dapat diserap dan dimanfaatkan kembali oleh tanaman.


TAIPEI TIMES | 8 DAYS | TAIWAN NEWS

Adinda Jasmine

Adinda Jasmine

Bergabung dengan Tempo sejak 2023. Lulusan jurusan Hubungan Internasional President University ini juga aktif membangun NGO untuk mendorong pendidikan anak di Manokwari, Papua Barat

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
Âİ 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus