Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Usai meresmikan baju adat Kebumen, Bupati Yazid Mahfud, kini melirik pengembangan potensi pariwisata Karangsambung-Karangbolong. Area tersebut telah ditetapkan sebagai geopark nasional, dan berpotensi besar menjadi geopark UNESCO.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Setelah meluncurkan baju adat sebagai identitas Kebumen, kami akan membuat hari jadi Kebumen sebagai festival tahunan dan fokus menggarap pariwisata di Geopark Karangsembung-Karangbolong,” ujar Yazid. Mengenai peresmian wilayahnya menjadi taman bumi nasional, Yazid menerimanya akhir tahun lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Yazid berkomitmen wilayah Karangsembung-Karangbolong dijadikan geopark berbasis wisata edukasi atau geowisata. Dengan begitu masyarakat juga turut diberdayakan, apalagi wilayah tersebut memiliki kantong-kantong kemiskinan.
Sementara, Kepala Balai Informasi dan Konservasi Kebumian (BIKK) LIPI Karangsambung Edi Hidayat, menyebut Kawasan Geopark Karangsambung-Karangbolong mencakup luasan sekitar 543 kilometer persegi, terdiri dari 117 desa dan 12 kecamatan di Kebumen.
Geopark ini terdiri dari situs warisan geologi dan bentang alam di kawasan Cagar Alam Geologi Nasional Karangsambung serta Kawasan Bentang Alam Karst (KBAK) Gombong Selatan, “Areanya meliputi kawasan Kebumen utara hingga Kebumen pesisir selatan,” ucap Edi.
Geopark Karangsambung memiliki koleksi batu-batu raksasa seperti menonjol dari bawah tanah. Bebatuan itu tercipta melalui proses gerakan bumi di bawah dasar laut. Warna-warna bebatuan merah tanah yang memanjang 100-an meter di Kali Mancar naik ke daratan setelah proses selama 80 juta tahun.
Di atas batu karst itu, terdapat bebatuan berbentuk gelembung-gelembung berwarna hitam. Rupanya, batu itu merupakan lava dari gunung api purba di dasar laut. Geopark ini bahkan disebut beberapa ahli sebagai geopark dasar laut terlengkap di Asia, “Bebatuan itu bisa bercerita bagaimana proses terjadinya daratan di Jawa,” ujar Chusni Ansori peniliti LIPI. Di dasar Kali Mancar pun banyak ditemui berbagai bebatuan berwarna warni berusia jutaan tahun.
Embung Cangkring menjadi salah satu destinasi wisata di Geopark Karangsambung-Karangbolong. Foto: @geoparkkarangsambung
Sementara di Karangbolong, alam memperlihatkan atraksi bebatuan basa yang tersusun rapi di pinggir pantai. Batu basa hitam itu juga berasal dari lelehan lava gunung api purba. Dengan ditetapkannya Karangsambung dan Karangbolong sebagai geopark nasional, Chusni berharap, masyarakat memiliki kesadaran untuk melakukan konservasi.
Konservasi tersebut menjadi penting, selain alam tetap terpelihara, keuntungan lain datang dari wisatawan yang ingin meneliti atau melihat-lihat keindahan bebatuan purba yang ada di wilayah tersebut.