Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Situs pencarian Google hari ini memasang logo bergambar unik, yaitu bunga Rafflesia Arnoldii. Google doodle itu tampak didominasi warna merah dan coklat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saat kursor didekatkan pada gambar, muncul tulisan "25th Anniversary of Rafflesia Arnoldii". Dan bagian tengahnya terdapat tanpa play, jika diklik akan menampilkan bunga rafflesia yang mekar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rafflesia Arnoldii merupakan bunga terbesar di dunia dengan diameter bisa mencapai lebih 100 sentimeter. Dalam bahasa Indonesia bunga ini bernama padma raksasa.
Bunga Raflesia adalah identitas provinsi Bengkulu dan menjadi salah satu dari tiga bunga nasional Indonesia menurut Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun 1993 tentang Satwa dan Bunga Nasional. Yakni padma raksasa, melati putih, dan anggrek bulan.
Rafflesia Arnoldii pertama kali ditemukan tahun 1818 di hutan tropis Sumatera oleh seorang pemandu yang bekerja pada Dr. Joseph Arnold yang sedang mengikuti ekspedisi Thomas Stanford Raffles. Tumbuhan ini pun diberi nama sesuai sejarah penemunya yaitu gabungan antara Raffles dan Arnold.
Bunga Rafflesia berkembang dalam kurun waktu tertentu. Keberadaannya seakan tersembunyi selama berbulan-bulan di dalam tubuh inangnya hingga akhirnya tumbuh bunga yang hanya mekar seminggu.
Rafflesia Arnoldii yang baru-baru ini diketahui mekar sempurna berada di hutan belukar dekat kebun kopi warga Desa Manau IX di Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu. Berbeda dengan raflesia lainnya, bunga itu tumbuh menggantung di atas permukaan tanah.
"Posisi bunga mekar menggantung di atas batang inang sekitar dua meter di atas tanah. Ini sangat unik," kata Nopriansyah, anggota komunitas peduli puspa langka Padang Guci, Kaur, saat dihubungi dari Bengkulu, Jumat, 22 Desember 2017.
Nopriansayah mengatakan mereka sudah mengupayakan agar habitat bunga Rafflesia di Kaur ini dijadikan areal lindung atau konservasi. Bersama pemerintah daerah dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu-Lampung, komunitas peduli puspa langka sudah memetakan habitat Rafflesia di Kaur.
Kawasan hutan di sekitar Sungai Penangkulan dan beberapa belukar di areal kebun warga merupakan habitat Rafflesia Arnoldii dan Rafflesia Bengkuluensis. Anggota komunitas dan kelompok sadar wisata Desa Manau IX ingin habitat bunga langka itu sebagai tujuan ekowisata.
REZKI ALVIONITASARI | ANTARA