Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Terletak di daerah terpencil Jeongseon, beberapa jam di luar Seoul, Gua Hyaam merupakan museum pertambangan yang dibangun di lahan bekas tambang. Museum ini menyajikan pengalaman menelusuri gua (caving).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Agar suasana fantasi mengenai tambang emas kian kuat, pengelola memajang sekelompok goblin kartun untuk menarik perhatian wisatawan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Goblin merupakan makhluk astral imajinasi masyarakat Eropa. Berciri kulit hijau dengan cuping telinga lancip, dan wajah seram. Goblin juga digambarkan rakus emas dan perhiasan. Walhasil, sangat pas bila patung-patung goblin berada di Gua Hwaam.
Gua Hwaam dulunya dikenal sebagai tambang emas Cheon Po, yang kini menjadi gua batu kapur terbesar di Asia. Reputasi lainnya, pernah menjadi tambang emas paling produktif kelima di Korea. Tambang dan sistem gua yang saling berhubungan, kini terbuka untuk umum sebagai museum pertambangan dan objek wisata.
Pintu masuk Gua Hyaam dijaga oleh dua goblin. Foto: Korea Organization Tourism
Pengunjung masuk ke dalam gua dengan menggunakan monorel (atau lebih tepatnya mendaki dengan susah payah), dan kemudian turun melalui sisi gua yang lain. Para wisatawan diajak tur dengan melewati sejumlah bagian sejarah pertambangan dan menyaksikan keindahan gua.
Tur ke dalam gua dibagi dalam beberapa bagian. Bagian pertama, para pengunjung diajak menyaksikan diorama teknik penambangan. Orang-orangan (maneken) penambang dipentaskan dalam posisi bekerja, memotong bebatuan. Selanjutnya, pengunjung diajak melihat rupa emas yang berurat-urat di dinding gua – yang dapat dilihat melalui kaca pembesar.
Bagian kedua, para wisatawan diajak menuruni tangga yang tampaknya tak berujung, yang diterangi dengan lampu berwarna cerah. Di sinilah para goblin memberi penjelasan mengenai sejarah dan pentingnya emas bagi Korea Selatan.
Setelah meninggalkan makhluk fantasi, para tamu diantar ke bagian emas murni, yang ditampilka dengan display dan video edukasi. Tampilannya dibuat animasi agar menarik. Wisatawan bisa menyaksikan bagaimana emas diubah menjadi batangan, koin, perhiasan, dan berbagai barang-barang mewah.
Emas batangan dalam Gua Hyaam, merupakan display untuk edukasi bagi pengunjung, Foto: jouneylism.nl
Dan yang terakhir, setelah meninggalkan “sarang goblin”, pengunjung diajak menyaksikan pemandangan spektakuler, berupa stalaktit dan stalagmit. Gua ini juga ditampilkan sebagai katedral alami dengan patung-patung Perawan Maria, Buddha, dan ikonografi agama lainnya.