Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok musik rock/metal Voice of Baceprot meluncurkan lagu untuk memperingati Hari Perempuan Internasional pada 8 Maret 2022. Lagu tersebut berjudul Not Public Property.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Lagu ini memuat tema yang mendorong perempuan untuk lebih berani," kata vokalis VoB, Firdda Marsya Kurnia dalam jumpa pers virtual #YukBukaSuara bersama Google pada Senin, 7 Maret 2022. Marsya bersama Widi Rahmawati (bas) dan Euis Siti Aisyah (drum) sempat membawakan lagu tersebut dalam tur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Hanya saja, menurut Marsya, Voice of Baceprot belum mengungkap identitas lagu "Not Public Property" karena belum resmi meluncur. Di Instagram, VoB sudah memberikan isyarat peluncuran lagu tersebut melalui dua unggahannya pada Jumat dan Senin, 4 dan 7 Maret 2022. Keterangan pada masing-masing postingan itu adalah "March 8, 2022" yang merupakan hari peringatan International Women's Day dan "Tomorrow".
Memperingati hari wanita sedunia, Marsya berharap para perempuan lebih merdeka dalam menentukan otoritasnya. Salah satu bekalnya adalah keberanian untuk tahu. "Jika perempuan tidak tahu dan tidak mau tahu, maka perempuan akan dilihat dari tubuhnya, bukan dari lantang suara dan ketajaman pikirnya," kata Marsya.
Marsya menceritakan, dia, Widi, dan Aisyah tumbuh dari berbagai macam persepsi. Sejak awal bertekad menjadi musisi, mereka menghadapi banyak rintangan dari keluarga dan masyarakat di sekitarnya. Terlebih mereka bukan berasal dari keluarga yang bergelut di bidang musik.
"Yang paling banyak menyuruh kami berhenti bermain musik yang keras dengan penampilan berhijab," kata Marsya. "Mereka bilang, 'kalo begini aliran musiknya, lepas hijabnya', 'fokus di rumah saja, enggak usah keluar', dan banyak lagi. Itu sudah menjadi makanan sehari-hari kami."
Berbagai celetukan yang mereka dengar dari keluarga dan lingkungan sekitar turut menggembleng mental agar semakin kuat. "Kalau dari keluarga, ada yang bilang 'mau jadi apa bawa-bawa gitar', 'masak menyanyi seperti itu?'," ujar Masya. Sementara masyarakat di sekitar tempat tinggal menganggap mereka menyebarkan pengaruh buruk sampai meneror yang menyerang fisik.
"Kami jalan terus. Sebab kalau kami berhenti, itulah yang mereka mau," ujar Marsya. Setelah membulatkan tekad untuk menjadi musisi rock/metal, yakin pada kemampuan diri, mereka bertiga memutuskan keluar dari rumah dan serius meniti karier sebagai seniman.
Pada awalnya, Marsya mengungkapkan, Voice of Baceprot kerap diundang sekadar untuk mendatangkan massa. "Karena kami perempuan, berhijab, dan bergelut di musik rock. Sementara sebagian besar yang datang adalah pria, gondrong, bertato, dan segala macam," ujarnya. "Ini kesempatan VoB untuk menunjukkan kemampuan dan menyampaikan pesan lewat musik."
Baca juga:
Hari Perempuan Internasional, Google Kampanye #YukBukaSuara Ajak VoB
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.