Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Hati-hati, Belum Semua Destinasi di Ketinggian Yogyakarta Punya Penangkal Petir

Penangkal petir dibutuhkan untuk menghalau petir yang biasanya menyertai hujan lebat yang intensitasnya makin tinggi seperti belakangan ini.

6 Februari 2021 | 06.59 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Bendera Merah Putih berkibar di puncak Gunung Api Purba yang terletak di Desa Nglanggeran, Patuk, Gunungkidul, Yogyakarta, 10 Februari 2017. TEMPO/Pius Erlangga

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Yogyakarta - Sejumlah destinasi wisata yang berada di kawasan tinggi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) belum seluruhnya dilengkapi fasilitas penangkal petir. Padahal alat itu dibutuhkan untuk menghalau petir yang biasanya menyertai hujan lebat yang intensitasnya makin tinggi seperti belakangan ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Destinasi Gunung Api Purba Nglanggeran Gunung Kidul misalnya, saat ini baru memiliki penangkal petir sederhana untuk menjaga kawasan itu aman dari sambaran petir saat hujan lebat turun. "Kalau penangkal yang sifatnya menangkap petir kami sudah pasang di beberapa titik, tapi untuk penangkal yang bisa mengalihkan atau menjauhkan petir kami belum punya,” ujar Sekretaris Kelompok Sadar Wisata Gunung Api Purba Nglanggeran Gunungkidul Sugeng Handoko kepada Tempo, Jumat, 5 Februari 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sugeng mengakui penangkal petir yang mampu menjauhkan atau menghalau petir itu harganya cukup mahal bagi mereka sehingga belum bisa diusahakan sendiri oleh pengelola. Pihaknya pun berharap ada bantuan pemerintah untuk membantu menyediakan fasilitas itu sehingga kawasan itu benar-benar aman saat musim hujan tiba.

“Harga penangkal petir itu sekitar Rp 21-25 juta, itu bisa menjauhkan petir sampai radius 150 meter jika dipasang di satu titik,” ujar Sugeng.

Untuk kawasan Gunung Api Purba Nglanggeran itu, Sugeng mengatakan butuh setidaknya 5 titik penangkal petir. Penangkal petir itu termasuk untuk mengamankan jaringan intranet di kawasan itu yang sudah beberapa kali rusak tersambar petir.

“Saat ini jika hujan disertai petir, kami selalu menurunkan tim untuk mengedukasi wisatawan yang datang, termasuk jika cuaca tidak mendukung kami tidak izinkan naik Nglanggeran,” kata Sugeng.

Hal serupa diungkap pengelola kawasan Hutan Mangunan Bantul Yogyakarta, Purwo Harsono yang akrab disapa Ipung. Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Koperasi Noto Wono, koperasi yang menaungi sejumlah destinasi wisata di Desa Mangunan itu menuturkan jika destinasi itu belum disokong alat penangkal petir. "Jadi kalau pas hujan angin, kami minta wisatawan segera meninggalkan hutan atau berlindung ke aula dan gazebo,” kata dia.

Ipung menuturkan sejauh ini memang belum pernah ada peristiwa bencana akibat petir di kawasan itu saat hujan deras. Namun pihaknya tetap akan mengupayakan agar fasilitas itu bisa tersedia demi antisipasi.

“Kami akan usulkan kepada pemerintah untuk membantu alat itu di kawasan ini,” kata Ipung.

Adapun Ketua pengelola destinasi Tebing Breksi Sleman, Kholid Widianto menuturkan kawasan itu bisa dibilang memiliki fasilitas lebih lengkap untuk menangkal potensi sambaran petir saat hujan lebat datang. Di kawasan puncak tebing itu sejak 2016 sudah diberi sejumlah penangkal petir khusus untuk mengamankan area itu.

Penangkal petir di Tebing Breksi antara lain dipasang di atas puncak tebing satu unit untuk meng-cover area lingkar radius 75 meter. Kemudian ada juga satu unit penangkal petir yang dipasang di area Balai Perekonomian Desa Tebing Breksi serta dua unit penangkal petir di sisi timur.

Meski sudah punya penangkal petir, Kholid mengatakan jika hujan sudah mau turun, pengunjung tetap diberi informasi agar segera mencari tempat berteduh. "Khususnya wisatawan yang masih berada di atas puncak tebing kami minta untuk turun demi keamanan saat hujan turun,” ujarnya.

Ninis Chairunnisa

Ninis Chairunnisa

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus