Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Film Ngeri-ngeri Sedap dibuat setelah para pemainnya berkumpul. Kejadian anomali ini mungkin hanya terjadi dalam pertemanan sesama komika seperti Bene Dion Rajagukguk, Boris Bokir, Gita Bhebita, dan Lolox. Mereka kerap hangout bersama di Medan, hingga tercetuslah rencana membuat film yang akan diperankan mereka berempat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Aku pernah buat buku tentang keluarga, Comic Inc. Kita bikin film perannya kita berempat pada 2014. Idenya berkembang, hingga terjadilah sebuah cerita buku dengan judul sama yang disiapkan menjadi film keluarga pada 2019," kata Bene Dion Rajagukguk, penulis sekaligus sutradara saat melakukan media visit dengan Tempo secara online, Jumat, 20 Mei 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hingga munculah ide cerita menulis buku Ngeri-ngeri Sedap, sebuah frasa yang amat umum di kalangan masyarakat Sumatera, dan disiapkan menjadi film keluarga bagi mereka. Setelah itu, Bene menghubungi Tika Panggabean dan Arswendy Beningswara Nasution untuk berperan sebagai orang tua mereka.
Setelah berproses, Bene memilih bekerja di balik layar. Karakter yang seharusnya diperankannya dimainkan oleh Indra Jegel, juga kawan mereka nongkrong bersama. "Jadi ceritanya, kami bertemu dulu, barulah cerita ini dicari," katanya.
Ia memulai proses reading pada 2020 tapi terhenti karena pandemi. Baru setelah pandemi mereda, proses syuting film ini dimulai pada November 2021 dan berakhir pada 15 Desember 2021.
Ngeri-ngeri Sedap adalah film tentang pasangan suami istri Batak yang memiliki empat anak. Hanya anak perempuan mereka, Sarma, yang diperankan Gita Bhebita Butar-butar tinggal sama mereka. Abang dan adiknya memilih merantau ke Pulau Jawa.
Tika Panggabean dan Gita Bhebhita dalam film Ngeri-ngeri Sedap. Foto: Instagram Ngeri-ngeri Sedap Movie
Pasangan suami istri ini merindukan anak-anak mereka yang jauh di rantau. Mereka membuat skenario tengah dilanda konflik dan hendak bercerai agar anak-anaknya pulang. Film ini mengambil lokasi syuting di Bukit Holbung dan di tepi Danau Toba di Kabupaten Balige.
Bene menuturkan, meski bercerita tentang keluarga Batak, ia tidak mewajibkan pemainnya harus orang Batak. "Lolox itu Nias dan Indra Jegel Melayu. Tapi memang mereka sudah terbiasa berinteraksi dengan orang Batak, akrab dengan kultur Batak, jadi adaptasinya tidak susah dan seperti tidak mengajari gelas kosong," katanya.
Tika Panggabean yang berperan sebagai Mak Domu mengakui, dibandingkan dengan Lolox dan Indra, kelancarannya berbicara dengan dialek asli Batak kalah jauh. "Kesulitan saya justru di masalah logat. Enggak kayak Lolox, Jegel yang bukan asli Batak, tapi sudah lama tinggal di Medan. Saya aksennya Jakarta," tuturnya mengakui.
Anggota Project Pop itu mengakui ia bukan Batak murni. "Aku besar di Jakarta, kuliah di Bandung, komunitas di Bandung, diasuh orang Jawa. Tapi untungnya oleh bapak ibu kami bersekolah minggu di Gereja HKBP sehingga Bataknya enggak benar-benar hilang," katanya.
Agar proses pendalaman karakter sebagai Mak Domu berlangsung cepat, Tika Panggabean mencontoh gaya ibunya. "Ibu saya juga punya empat anak, di keluarga sikapnya dominan tapi di luar memuja suaminya, persis dengan karakter Mak Domu," tuturnya.
Film Ngeri-ngeri Sedap bisa ditonton mulai 2 Juni 2021 di jaringan bioskop di Tanah Air. Penonton yang ingin melihat keindahan Bukit Holbung Samosir, bisa menonton di film ini sambil mengingat kerinduan keluarga.
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.