Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Wali Kota Terpilih Hasto Wardoyo Ingin Jadikan Yogyakarta Seperti Singapura Kecil, Apa Maksudnya ?

Hasto Wardoyo ingin menata Kota Yogyakarta agar bisa memaksimalkan potensinya meski sumber daya alamnya atau SDA terbatas

9 Januari 2025 | 16.07 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Komisi Pemilihan Umum Kota Yogyakarta resmi menetapkan pasangan Hasto Wardoyo-Wawan Hermawan sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Yogyakarta terpilih , Yogyakarta, 9 Januari 2025. TEMPO/Pribadi Wicaksono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Yogyakarta - Komisi Pemilihan Umum (KPU) resmi menetapkan pasangan Hasto Wardoyo - Wawan Hermawan sebagai Wali Kota-Wakil Wali Kota Yogyakarta terpilih, Kamis 9 Januari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hasto dan Wawan akan mulai memimpin Yogyakarta yang mendapat julukan kota wisata dan kota budaya itu setelah resmi dilantik awal Maret 2025 mendatang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hasto menuturkan salah satu yang ingin diwujudkan selama masa pemerintahannya lima tahun ke depan menata Kota Yogyakarta agar bisa memaksimalkan potensinya meski sumber daya alam atau SDA terbatas.

Mantan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) itu mengambil contoh Singapura, negara kecil di Asia yang bisa tumbuh menjadi negara maju meski tak memiliki sumber daya alam. "Semestinya Kota Yogyakarta bisa menjadi Singapura kecil dengan potensinya," kata Hasto.

Hasto menuturkan, Singapura menjadi salah satu contoh yang berhasil menjadi center of excellent dan center of referral. "Dengan potensi sumber daya alam yang tidak banyak, Yogyakarta bisa menjadi pusat unggulan atau center of excellence dan pusat rujukan atau center of referral dengan potensi budaya, pariwisata juga pusat pendidikannya. Singapura juga mampu menjadi reseller terhadap produk-produk, ada kemandirian produk di sana, Yogyakarta kami rasa bisa seperti itu dengan UMKM nya," kata dia.

Hasto menyadari, Kota Yogyakarta berbeda dengan empat kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang memiliki bentang alam untuk mendukung sektor pariwisata alam. Namun menurutnya, Kota Yogyakarta memiliki berbagai peninggalan cagar budaya dan atmosfer sebagai kota tua yang tak kalah eksotis untuk menarik kunjungan wisatawan setiap tahunnya  

Dengan mengolah potensi yang dimiliki, Kota Yogyakarta bisa tumbuh menjadi kota yang sehat, bersih dari permasalahan sampah, dan memiliki kualitas sumber daya manusia kreatif. Kota Yogyakarta, kata Hasto, memiliki sejumlah ikon yang berpotensi mendunia. Termasuk kawasan Jalan Malioboro yang masuk dalam kawasan Sumbu Filosofi yang telah diakui sebagai warisan tak benda dunia oleh UNESCO. 

Hanya saja, Hasto mencatatat masih ada pekerjaan rumah besar di Kota Yogyakarta untuk bisa meniru seperti Singapura. Salah satunya,  warga Kota Yogyakarta yang bisa masuk perguruan tinggi hanya 18 persen. Lalu pengangguran di Kota Yogyakarta jadi yang tertinggi di DIY yakni 6,07 persen. "Jumlah lulusan SMA di Kota Yogyakarta yang menganggur ada 6.200 orang, sarjana menganggur ada 3.400 orang, hal-hal ini yang harus segera diselesaikan," kata dia. 

Selain itu Hasto mengatakan persoalan darurat sampah di Kota Yogyakarta juga menjadi pekerjaan rumah. "Kami tidak ingin melihat ada orang antre membuang sampah di depo-depo, ke depan sampah itu perlu dijemput di rumah masing-masing," kata Hasto. 

Hasto mengatakan depo sampah yang ada di Kota Yogya saat ini banyak yang tidak strategis dan tidak etis. Contohnya di depo Pura Pakualaman yang berada di pinggir jalan dan sampai menutupi jalan. "Padahal daerah Pakualaman ini adalah daerah cagar budaya di Yogyakarta," katanya. 

Pribadi Wicaksono (Kontributor)

Pribadi Wicaksono (Kontributor)

Koresponden Tempo di Yogyakarta.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus