Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Imlek di Semarang, Tanaman Tebu Hiasi Komplek Pecinan

Ada 80 stan kuliner dan pernak-pernik Imlek dalam Imlek tahun ini.

14 Februari 2018 | 12.47 WIB

Ramaikan Imlek, Semarang Gelar Pork Festival
Perbesar
Ramaikan Imlek, Semarang Gelar Pork Festival

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Semarang - Perayaan tahun baru Cina bernama Pasar Imlek Semawi di komplek pecinan Semarang mengusung tema keberagaman budaya Nusantara. Kali ini, Imlek mengubah pandangan bahwa bukan hanya warga keturunan Tionghoa saja yang bisa merayakannya, namun masyarakat secara umum di Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ketua panitia Pasar Imlek Semawis ke-14, Haryanto Halim, mengatakan perayaan Imlek 2018 yang digelar kali ini mengusung tema keberagaman. Dia menyatakan salah satu tanaman khas di sepanjang jalan dari ujung Jalan Wotgandul menuju arah barat yaitu tebu. Tanaman ini memiliki makna dekat dengan rakyat, atau dalam Bahasa Jawa sering dipanjangkan menjadi antebing kabu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Tema tahun ini lebih beragam dengan mengutamakan kebersamaan. Kita bisa lihat, tidak hanya masyarakat Tionghoa saja yang merayakannya, namun masyarakat Jawa lainnya, khususnya Semarang ikut bergabung dan bersuka ria," ujar Haryanto di Semarang. Pasar Imlek ini dibuka dari 12 hingga 14 Februari 2018.

Perubahan lain pada Imlek Naga Bumi, kata Haryanto, yakni soal kepadatan stan yang didirikan. Jika tahun sebelumnya sepanjang Jalan Wotgandul dari timur ke barat ditutup oleh stan yang terlibat, kini hanya separuh jalan yang digunakan. Alasannya karena pihak panitia mendengarkan keluhan warga pecinan yang merasa terganggu aktivitasnya karena jalur yang terlalu padat saat Pasar Semawis digelar.

"Ada 80 stan kuliner dan pernak-pernik Imlek dalam Imlek tahun ini. Kami tidak menargetkan ada perputaran uang yang banyak, namun targetnya siapa pun ikut bergembira bersama kami," ucap Haryanto. "Tema Tok Panjang ini adalah meja panjang yang disusun agar semua bisa melihat berbagai pementasan di sini."

Hiburan yang disajikan tak jauh berbeda dengan tahun lalu yakni Wayang Potehi, barongsai, drama kolosal Tiongkok, tari tradisional nusantara, hingga festival kuliner yang beragam. Berbagai dewa-dewi yang dipercaya masyarakat keturunan Tionghoa turut dimunculkan agar masyarakat mengenal lebih dekat dengan Imlek.

"Termasuk ada dua menu andalan yang kami ingin kenalkan kepada masyarakat, seperti nasi jamblang ini. Nasi dibungkus dengan daun jati yang mengartikan adanya kesederhanaan dalam keberagaman. Serta Yu Sheng (salad tahun baru) khas Imlek yang isinya sangat beragam dan berwarna," ujarnya.

FITRIA RAHMAWATI

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus