Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Proyek pembangunan jembatan gantung terpanjang di dunia yang akan menghubungkan pulau Sisilia dengan daratan utama Italia mulai mendapat perhatian kembali. Jembatan tersebut diharapkan dapat meningkatkan konektivitas antara dua wilayah yang dipisahkan oleh Selat Messina. Konstruksi jembatan dijadwalkan dimulai pada akhir tahun ini dan rencananya akan dioperasikan pada awal 2030-an.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gagasan untuk membangun jembatan ini sudah ada sejak zaman Romawi kuno, sebelum ditangguhkan pada tahun 2013. Namun baru pada 2022, di bawah pemerintahan Perdana Menteri Giorgia, Meloni, rencana tersebut dhidupkan kembali.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meloni menyatakan komitmennya untuk meminta bantuan Uni Eropa dalam pendanaan proyek senilai miliaran euro ini. Perjanjian pendanaan baru ditandatangani oleh perusahaan konstruksi jembatan Societa Stretto di Messina dan Badan Eksekutif Iklim, Infrastruktur, dan Lingkungan Komisi Eropa (CINEA).
Jembatan yang diusulkan ini akan memiliki bentang tengah lebih dari 3 kilometer. Dengan begitu, jembatan tersebut akan menjadi jembatan gantung terpanjang di dunia, menggantikan Jembatan Canakkale di Turki yang saat ini memegang rekor tersebut. Dengan perkiraan biaya total sebesar €4,6 miliar, proyek ini bertujuan untuk menghubungkan kota Messina di Sisilia dengan wilayah Calabria di daratan utama.
Menteri Infrastruktur Italia dan Pemimpin Partai Koalisi Liga, Salvini, mengatakan proyek ini sangat penting untuk pemerintah. “Memulai pekerjaan pembangunan Jembatan Selat adalah salah satu tujuan saya,menyoroti pentingnya proyek ini bagi pemerintah saat ini,” ucapnya.
Dukungan terhadap proyek ini muncul dengan harapan jembatan tersebut akan meningkatkan perekonomian pulau Sisilia yang selama ini terjebak dalam stagnasi. Jembatan ini diharapkan dapat mempercepat pengiriman barang dari Terusan Suez melalui Sisilia ke wilayah utara Italia, sehingga mengurangi biaya transportasi laut yang tinggi.
Sebagian besar penduduk setempat menyambut baik proyek ini, mengingat akses yang lebih mudah ke pulau bagi wisatawan dan penduduk akan menciptakan peluang ekonomi baru. Meski ada kekhawatiran bahwa jembatan ini dapat menyebabkan kepadatan penduduk yang tidak terencana di wilayah yang belum memiliki infrastruktur yang memadai.
Sementara itu, para kritikus juga menyoroti dampak lingkungan dan keselamatan konstruksi di zona seismik aktif. Pemerhati lingkungan, juga memperingatkan mengenai risiko terhadap ekosistem lokal dan kerusakan estetika pada lanskap.
Saat ini, perjalanan dari daratan Italia ke Sisilia masih mengandalkan pesawat, kapal, atau kereta api yang menggunakan layanan feri. Keberadaan jembatan ini diharapkan dapat menawarkan solusi transportasi yang lebih efisien dan mengurangi ketergantungan pada layanan feri yang sering kali padat. “Pengangkutan feri tidak hanya menimbulkan polusi, tetapi juga membuang-buang waktu dan biaya.” ucap Salvini
Meskipun masih ada skeptisisme, upaya untuk merealisasikan proyek jembatan ini menunjukkan bahwa pemerintah Italia memiliki ambisi yang kuat untuk mewujudkan konektivitas antara Sisilia dan daratan utama. Selain proyek infrastruktur, proyek ini bisa menjadi langkah penting dalam menjembatani kesenjangan antara wilayah utara yang lebih kaya dan selatan yang kurang beruntung, jika berhasil diwujudkan.
PUTRI ANI | EURONEWS | DELICOUS