Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

hiburan

Jepang Berencana Gunakan Trem Tanpa Rel untuk Angkut Pendaki Gunung Fuji

Trem ini diharapkan bisa mengurangi jejak karbon dan kepadatan di pendakian Gunung Fuji.

17 November 2024 | 17.48 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Jepang mengusulkan sistem trem tanpa rel dan ban karet untuk mengangkut pendaki ke Gunung Fuji. Trem ini diharapkan bisa mengurangi jejak karbon dan kepadatan di gunung tertinggi di Jepang tersebut, menurut seorang sumber yang dikutip Reuters, Ahad, 17 November 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Trem tersebut akan menggantikan rencana awal untuk membangun sistem kereta ringan yang menghubungkan pangkalan dengan stasiun pendakian kelima dari Jalur Yoshida yang populer, yang menuju ke puncak. Sistem ini diusulkan setelah salah satu kota dan pihak-pihak lainnya menyuarakan keprihatinan atas dampak lingkungan dan biayanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Prefektur Yamanashi, rute paling populer yang digunakan oleh pendaki gunung berapi setinggi 3.776 meter itu, akan segera mengumumkan rencana tersebut. 

Tujuan Wisata Populer

Gunung Fuji, yang membentang di prefektur Yamanashi dan Shizuoka, adalah salah satu tujuan wisata paling populer di Jepang. Dalam beberapa tahun terakhir, jumlah pendaki telah melonjak drastis sehingga menimbulkan ketidaknyamanan. Polusi dari arus bus dan mobil turis terus berdatangan di stasiun kelima dan menyebabkan kepadatan di jalur setapak. Hal tersebut menjadi masalah bagi pihak berwenang karena harus membersihkan lokasi yang dianggap sakral oleh orang Jepang.

Selama musim pendakian musim panas antara Juli hingga September tahun ini, gunung tersebut menampung 204.316 pendaki dan tahun lalu 221.322. Jumlah ini menurun karena ada aturan baru termasuk kuota harian dan biaya masuk sebesar 2.000 yen atau sekitar Rp203 ribu per orang. 

Gunung Fuji terdaftar sebagai situs Warisan Dunia UNESCO pada 2013. Sebagai situs warusan dunia, Gunung Fuji harus tetap dijaga dan pihak berwenang harus mengurangi kepadatan, mencegah kerusakan lingkungan akibat pengunjung, dan memperbaiki lanskap buatan, seperti tempat parkir besar yang dibangun untuk menampung wisatawan.

Sistem Trem Generasi Baru

CRRC yang terdaftar di Shanghai (601766.SS) atau Autonomous Rapid Transit adalah trem generasi baru yang menggunakan marka jalan magnetik dan dapat dioperasikan tanpa awak. Prefektur Yamanashi berencana menggunakan hidrogen yang diproduksi secara lokal untuk menggerakkan trem. Sistem transit tersebut diharapkan dapat memangkas biaya proyek hingga 40 persen dari sekitar 140 miliar yen atau Rp14,4 triliun yang diperkirakan untuk sistem rel, kata sumber tersebut.

Rencana baru di Gunung Fuji tersebut akan memungkinkan prefektur untuk menggunakan jalan tol Fuji Subaru Line yang sudah ada dan melarang masuknya semua kendaraan pribadi dan bus wisata. Prefektur tersebut berharap dapat melakukan uji coba paling cepat pada tahun fiskal berikutnya yang dimulai pada April. Namun, Prefektur Yamanashi menolak berkomentar mengenai rencana tersebut karena belum ada pengumuman resmi.



Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus