Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Salah satu penyebab masih adanya bau pesing di titik tertentu kawasan Jalan Malioboro Kota Yogyakarta diduga karena kencing kuda andong yang beroperasi setiap hari di sana. Puluhan andong itu setiap hari beroperasi di Jalan Malioboro, yang memang menyediakan area khusus parkir di sisi barat pedestriannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Andong sebagai moda transportasi tradisional menjadi ciri khas Malioboro yang masih banyak dicari wisatawan. Namun, awal pekan ini, muncul keluhan bau pesing di titik tertentu Malioboro yang beredar dan jadi sorotan di media sosial.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pemerintah Kota Yogyakarta mengaku tengah mencari cara, agar urin kuda yang diduga menjadi salah satu penyebab bisa ditangani. Hal ini setelah upaya pembersihan dengan air dan wewangian oleh kusir dan petugas dirasa kurang efektif. "Sedang kami pikirkan, bagaimana menampung kencing kuda itu agar penanganannya bisa lebih baik, entah pakai pampers atau hal lainnya," kata Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo, Jumat 11 April 2025.
Hasto yang juga seorang dokter kandungan itu mengatakan, pihaknya juga tengah mengumpulkan informasi bagaimana pola kuda buang air kecil. "Misalnya biasanya setiap berapa jam, lalu volumenya sekali buang air, kemudian penanganan yang efektifnya seperti apa," kata mantan Kepala BKKBN itu.
Hasto menambahkan, selama ini sendiri sudah dilakukan kesepakatan bersama paguyuban andong untuk menjaga kawasan Malioboro sebagai tempat beroperasi para andong tetap bersih dan nyaman. Termasuk dari bau pesing.
Kusir andong juga rutin diimbau tertib parkir di tempat parkir khusus andong yang telah disediakan, yang berbentuk cekungan di sisi barat pedestrian Jalan Malioboro. Jika parkir andong ini tertib, kusir dan petugas kebersihan juga lebih mudah membersihkan kotoran maupun kencing kuda.
Ketua Paguyuban Kusir Andong Malioboro Yogyakarta Purwanto mengaku tak masalah dengan wacana penggunaan popok agar kencing kuda mereka bisa tertangani. "Kami ingin duduk bersama dan membahas seperti apa konsepnya popok kuda itu, ini usulan yang menurut kami bagus," kata dia.
Purwanto menuturkan, sebenarnya saat kepemimpinan Wali Kota Yogyakarta Herry Zudianto (2001-2011), ide tentang popok yang menampung kencing dan kantong kotoran kuda pernah mencuat. Namun yang sudah terlaksana baru untuk kantong penampung kotoran kuda saja.
Sedangkan untuk kencing kuda selama ini ditangani oleh para kusir dengan menyiram air saja ketika kuda mereka buang air. Dibantu penyemprotan air dan wewangian oleh petugas sepekan dua kali di area parkir khusus andong.
"Yang sudah kami pakai itu sekarang kantong untuk kotoran kuda, sedangkan yang pampers dulu pernah dibahas namun belum (terlaksana), kami menunggu arahan pak Wali Kota yang sekarang," kata dia.
Purwanto menambahkan, dalam paguyuban andong sendiri telah mewajibkan semua kusir saat beroperasi selalu membawa pewangi dan air untuk membersihkan kuda mereka yang kencing. Selain itu di tempat parkir andong juga disiapkan keran air untuk membersihkan sisa kotoran kuda.
Pilihan editor: Berkeliling Desa Wisata Candi Borobudur dengan Andong