Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Kain Tenun Sekomandi Jadi Daya Tarik Wisata di Sulawesi Barat

Selain kekayaan alam, kekayaan budaya berupa kain tenun juga bisa menjadi daya tarik wisata.

1 Juli 2020 | 13.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi tenun alam.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kain tenun yang menjadi kekayaan budaya suatu daerah bisa menjadi daya tarik wisata. Di Provinsi Sulawesi Barat ada kain tenun Sekomandi yang kerap ditunjukkan dalam setiap ajang pariwisata.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Barat, Farid Wajdi mengatakan tempat perajin kain tenun sekomandi di Kecamatan Kalumpang, Kabupaten Mamuju, menjadi salah satu destinasi wisata yang sering dikunjungi wisatawan. Di sana, para pelancong dapat menyaksikan langsung proses pewarnaan dan pemintalan benang yang kemudian dijalin menjadi kain tenun sekomandi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kain tenun sekomandi dan kerajinan khas masyarakat menjadi bagian dari ekonomi kreatif sekaligus aktivitas pariwisata," kata Farid Wajdi di Mamuju, Selasa 20 Juni 2020. Kain sekomandi ditenun secara tradisional dan menggunakan bahan pewarna alami dari berbagai jenis tanaman.

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Barat, Farid Wajdi. Foto: Antaranews

Masyarakat menggunakan jahe, lengkuas, cabai, kapur sirih, laos, kemiri, serta beragam dedaunan, akar pohon serta kulit kayu untuk menghasilkan warna tertentu. Mereka menumbuk bahan-bahan tersebut sampai halus kemudian dimasak. Setelah dingin, serat benang kemudian direndam ke dalam rebusan tanaman tadi selama beberapa waktu agar warna tahan lama. 

Lantaran menggunakan bahan alami dan melalui proses yang panjang, Farid Wajdi menjelaskan, produksi kain tenun sekomandi tidak bisa dibuat dalam jumlah banyak dan sekaligus, serta harganya cukup mahal. Kain tenun sekomandi dibuat dalam tiga tahap, yakni pemintalan, pewarnaan benang, dan penenunan.

Selain proses pewarnaan, Farid Wadji menambahkan motif pada kain tenun sekomandi menjadi simbol bagi pemakainya. Salah satu motif kain sekomandi yang populer adalah 'Ulu Kallua Kaselle'. Pada masa lalu, menurut Farid, kain sekomandi digunakan sebagai pakaian tradisional dan alat barter.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus