Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Mataram - Nusa Tenggara Barat (NTB) akan mengembangkan potensi medical tourism atau wisata kesehatan di wilayahnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Dinas Kesehatan NTB Lalu Hamzi Fikri mengatakan gagasan untuk mengembangkan wisata kesehatan di NTB sudah dibahas sejak 2019. Gagasan itu muncul karena NTB memiliki inovasi jasa layanan kesehatan unggulan yang didukung juga oleh potensi alam dan Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Mandalika.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Ini menjadi peluang bagi NTB untuk mengembangkan inovasi jasa layanan di bidang kesehatan yang terpadu dan terintegrasi dengan pariwisata, yakni medical tourism," ujar Hamzi, Jumat, 4 Juni 2021.
Beberapa rumah sakit di NTB memiliki layanan unggulan. Misalnya RSUD NTB yang menjadi satu-satunya rumah sakit daerah di Indonesia yang masuk dalam e-katalog kesehatan.
RSUD NTB juga memiliki layanan unggulan berupa pengobatan radioterapi. Layanan radioterapi itu didukung peralatan canggih dengan kapasitas layanan penderita kanker bisa mencapai 80 pasien sehari. Bahkan CT scan simulator milik RSUD NTB tersebut merupakan alat yang pertama kalinya ada di Indonesia dan mampu memetakan lokasi penyakit secara jelas sebelum pasien dilakukan tindakan radioterpi.
RSUD Kota Mataram juga memiliki hyperbaric chamber, yaitu fasilitas terapi oksigen hiperbarik yang biasa digunakan untuk memulihkan penyakit dekompresi akibat menyelam. Ada juga Rumah Sakit Harapan Keluarga menawarkan produk jasa layanan unggulan berupa treatment cuci darah dan RS Risa Centra Medica dengan layanan baby spa.
"Seluruhnya akan berkolaborasi dengan RSUD NTB sebagai fasilitator dalam program NTB medical tourism yang siap dipromosikan ke seluruh dunia ini," kata Hamzi.
Dalam rangka pengembangan wisata kesehatan, NTB juga telah memiliki sebuah gedung rumah sakit di kawasan Mandalika. Rumah sakit itu direncanakan beroperasi tahun ini.