Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Korsel akan Robohkan Tembok Beton Bandara setelah Kecelakaan Jeju Air, Desain Dikritik

Selain laporan tabrakan dengan burung, para ahli mengatakan tanggul besar di ujung landasan pacu bandara kemungkinan membuat bencana lebih mematikan.

23 Januari 2025 | 06.49 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Puing-puing pesawat Jeju Air Korea Selatan saat matahari terbit di Bandara Internasional Muan, di Muan, Korea Selatan, 31 Desember 2024. REUTERS/Kim Hong-Ji

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Korea Selatan akan merobohkan tembok beton beberapa bandara, termasuk Bandara Internasional Muan, setelah kecelakaan pesawat Jeju Air Desember lalu. Negara itu juga akan mengganti pembatas di sembilan bandara lainnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kecelakaan pesawat Jeju Air 7C2216 yang paling mematikan di Korea Selatan itu masih diselidiki. Selain ada laporan tabrakan dengan burung, para ahli mengatakan tanggul besar yang menopang antena navigasi di ujung landasan kemungkinan membuat bencana itu lebih mematikan daripada yang seharusnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kecelakaan pesawat pada 29 Desember itu menewaskan total 179 orang, hanya dua awak penerbangan yang duduk di dekat bagian belakang pesawat Boeing 737-800 yang selamat. Rekaman video menunjukkan pesawat jet penumpang yang terbang dari Bangkok, Thailand, itu menghantam struktur dan meledak setelah mendarat dengan kecepatan tinggi tanpa menurunkan roda pendaratan dan meluncur melewati ujung landasan pacu.

Desain Landasan Pacu Dikritik

Desain landasan pacu juga dikritik karena tidak memenuhi standar keselamatan. Hal itu mendorong pihak berwenang untuk memperluas zona keselamatan pascalandasan pacu yang bebas dari rintangan besar.

Dalam salah satu pengumuman sejak kecelakaan itu, pihak berwenang mengatakan mereka akan membuat fondasi baru atau penyesuaian lain untuk antena serupa di tujuh bandara termasuk Bandara Internasional Muan dan Jeju, salah satu bandara tersibuk di Korea Selatan, yang berada di bawah permukaan tanah atau mudah pecah.

Keputusan itu diambil setelah meninjau struktur yang menampung antena pemandu pendaratan di bandara di seluruh Korea yang dikenal sebagai Sistem Pendaratan Instrumen (ILS), atau "localiser".

"Bandara Internasional Muan berencana sepenuhnya menghapus beton yang ada dan memasang kembali localiser dalam struktur yang rapuh," kata kementerian dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters.

Kementerian transportasi mengatakan akan memastikan landasan pacu sepanjang 240 meter di semua bandara untuk memenuhi semua peraturan yang relevan. Area di bandara Muan panjangnya sekitar 200 meter sebelum kecelakaan.

Polisi mengatakan secara terpisah bahwa Son Chang-wan, mantan presiden Korea Airports Corporation yang dikelola negara yang menjabat ketika struktur di bandara Muan direnovasi, ditemukan tewas di rumahnya pada hari Selasa karena bunuh diri.

Son tidak sedang diselidiki atas kecelakaan pesawat dan belum dipanggil untuk diinterogasi, kata seorang pejabat polisi.

Penutupan bandara Muan telah diperpanjang hingga 18 April, kata kementerian transportasi pada hari Sabtu.

REUTERS | INDEPENDENT

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus