Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Perjalanan

M Bloc Space, Mengabadikan Kultur Kreatif di Kawasan Blok M

Penataan bangunan bekas Peruri menjadi M Bloc Space menjadi langkah untuk mengabadikan budaya urban, sekaligus pusat industri kreatif di Jakarta.

20 November 2019 | 10.00 WIB

Bangunan depan pintu masuk M Bloc Space, Jakarta Selatan, Selasa, 19 November 2019. TEMPO/Bram Setiawan
Perbesar
Bangunan depan pintu masuk M Bloc Space, Jakarta Selatan, Selasa, 19 November 2019. TEMPO/Bram Setiawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah layar menampilkan sekilas cerita penataan bangunan bekas Perusahaan Umum Percetakan Uang RI atau Peruri. Layar tersebut menampilkan sekilas profil tentang M Bloc Space, Jakarta Selatan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Seluruh bekas bangunan tua itu, kini menjelma menjadi ruang kreatif dengan berbagai deretan merek lokal, "Tempat ini sebagai upaya mengabadikan kultur kreatif di Jakarta Selatan," kata Pimpinan Eksekutif M Bloc Space Handoko Hendroyono kepada Tempo, Selasa, 19 November 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Handoko berucap sambil mengingat masa lampau di kawasan Blok M. Kawasan tersebut dulunya merupakan tempat ekspresi berkesenian, Jakarta Blok M Jazz (JAMZ) dan Gedung Teater Bulungan. Era 1950-an pusat berkesenian ini diwakili Pasar Senen, lalu menyusul Taman Ismail Marzuki (TIM) pada era-era berikutnya. 

Area terbuka yang menjadi penghubung akses pengunjung antara bagian depan dan belakang M Bloc Space, Jakarta Selatan, Selasa, 19 November 2019. TEMPO/Bram Setiawan

M Bloc Space, boleh dibilang sebagai ruang publik yang memenuhi kebutuhan kreatif. Luas keseluruhan adalah 6.500 meter persegi. Pembagian penataan tempat ini, bagian belakang bekas gudang percetakan uang, kini mejadi Oeang (kedai) dan Live House (ruang pertunjukan musik).

Sedangkan bagian depan M Bloc Space dibagi dalam dua bangunan berderet sisi kanan dan kiri. Handoko menjelaskan deretan bangunan yang kini menjadi tempat berbagai merek lokal adalah bekas 16 petak rumah karyawan Peruri, bangunan itu masa 1950-an.

"Kerja sama kami dengan Peruri memanfaatkan aset mangkrak ini," tuturnya. Deretan bekas rumah karyawan Peruri itu kini dihuni para pelaku kreatif sebagai ruang niaga. Di antaranya, kuliner, mode, kosmetik, pakaian, buku (indie), hingga komik lokal.

Sedangkan Live House, adalah sebuah ruang yang luasnya 450 meter persegi. "Daya tampung 400-an orang bila pengunjung berdiri," kata Handoko. Sejak resmi dibuka pada 26 September 2019, Live House menampung 109 grup musik atau band dari seluruh Indonesia untuk pentas, "Band yang tampil sudah dikurasi," tuturnya.

Deretan ruang niaga kreatif merek lokal bekas rumah karyawan Peruri, di M Bloc Space, Jakarta Selatan, Selasa, 19 November 2019. TEMPO/Bram Setiawan

Handoko menambahkan, Live House adalah sebuah ruang untuk mengapresiasi perkembangan seni musik di Indonesia. Mereka, 109 grup itu, telah dibagi jadwalnya untuk tampil dalam kurun satu tahun.

Keberadaan M Bloc Space melibatkan enam orang pendiri, yaitu Handoko Hendroyono, Jacob Gatot Sura, Lance Mengong, Mario Sugianto, Glenn Fredly, dan Wendi Putranto.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus