Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta- Saat Jalan Malioboro di Yogyakarta kelak sudah ditetapkan sebagai kawasan pedestrian, maka hanya moda transportasi andong dan becak yang diizinkan beroperasi di sana. Angkutan bermotor yang diizinkan melintas di kawasan itu nantinya hanya bus Trans Jogja.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Untuk mendukung hal itu, Pemerintah Kota Yogyakarta saat ini menjajaki kerjasama dengan sebuah operator untuk membangun aplikasi pemanggil andong dan becak secara online. Mirip aplikasi Go-Jek dan Grab. "Kami sedang merintis kerjasama membuat aplikasi yang kelak memudahkan wisatawan di Malioboro memanggil andong dan becak," ujar Kepala Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta Wirawan Hario Yudho, di Bantul, Rabu, 5/12.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Aplikasi online untuk memanggil andong dan becak ini, ujar Yudho, juga akan memudahkan ratusan hotel di kawasan Malioboro yang ingim mengorder untuk keperluan paket wisata mereka terutama saat high season atau rama kunjungan. "Targetnya secepatnya aplikasi ini sudah siap sebelum Malioboro berlaku pedestrian penuh," ujarnya.Kesibukan lalu-lintas di Jala Malioboro, dipotret pada Januari 2014. Tempo/Tulus Wijanarko
Yudho belum bisa membeberkan kapan Malioboro diberlakukan sebagai kawasan pedestrian. Sebab saat ini Pemerintah DIY sedang menyiapkan rekayasa jalur lalu lintas untuk menyokong rencana tersebut.
Namun yang jelas, ujar dia, pool atau titik parkir andong dan becak di jalan Malioboro telah siap dalam bentuk cerukan jalan. Total ada 23 cerukan untuk parkir andong dan becak. Masing-masing cerukan bisa menampung tiga sampai lima andong.
Ketua Paguyuban Kusir Andong DIY Purwanto menyambut gembira penggunaan aplikasi untuk andong dan becak itu. Sistem online bakal menciptakan pemerataan order bagi para pemilik andong di Malioboro. Direncanakan, ada 70 andong yang setiap hari beroperasi.
"Saat proyek menuju pedestrian ini dikerjakan, dari total 545 andong di Malioboro sekarang hanya 70 yang bisa turun beroperasi karena terbatasnya titik berhenti," ujarnya.
Purwanto berharap dengan aplikasi itu, andong-andong yang mungkin mangkal di titik luar terdekat Malioboro masih bisa mendapatkan kesempatan menarik penumpang.
PRIBADI WICAKSONO (Yogyakarta)