Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden RI ketiga BJ Habibie memiliki rumah dinas yang terletak di kawasan Patra Kuningan, Jakarta Selatan. Rumah dinas presiden itu bernama Wisma Habibie - Ainun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Wisma tersebut berdiri di atas lahan seluas sekitar 1.000 meter persegi. Di dalamnya terdapat berbagai ruangan yang biasa digunakan almarhum BJ Habibie dan Hasri Ainun Besari untuk menerima tamu, termasuk satu yang paling menarik adalah perpustakaan pribadi BJ Habibie dan Ainun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saat Tempo datang ke Wisma Habibie - Ainun pada Kamis, 24 Oktober 2019, pengurus wisma, Din Suwarta menceritakan berbagai fungsi dan filosofi yang ada di dalam wisma tersebut. Din yang sudah 21 tahun mengelola tempat tersebut mengatakan bangunan ini dirancang oleh Ainun bersama BJ Habibie.
"Saya awalnya mengurus rumah dinas wakil presiden di Jalan Diponegoro. Saat menjabat wakil presiden ada tahun 1998, beliau tidak mau tinggal di sana," kata Din Suwarta kepada Tempo. "Kemudian saya dipindah ke sini (Patra Kuningan) dan masih diperbantukan setelah bapak menjadi presiden."
Setelah melalui gerbang, pengunjung akan masuk melalui pintu utama yang terbuat dari kayu jati. Seketika Din Suwarta membuka pintu tersebut, sebaiknya jangan langsung melangkah masuk. Perhatikan dulu bagian bawah, atas, dan sekeliling ruang tamu. "Saya cerita dari awal dulu, ketika masuk ke sini, artinya kita menginjak Indonesia," ucap dia.
Ornamen pada bagian lantai dan atas lobi Wisma Habibie - Ainun yang menunjukkan peta Indonesia dan kekayaan alamnya. TEMPO | Rini K
Din Suwarta kemudian menunjukkan bagian tengah lantai ruang lobi yang berbentuk lingkaran berwarna biru. "Perhatikan isi dari lingkaran berwarna biru yang bergambar wilayah Indonesia," kata dia sembari menunjuk peta Indonesia beserta ikan dan tumbuhan yang ada di dalamnya.
Lalu tengoklah ke atas. Di sana terdapat lampu dengan ornamen serupa langit biru dengan gambar burung dan bunga. Lantas perhatikan sekeliling ruang lobi itu. Terdapat lima pigura yang melambangkan lima pulau besar di Indonesia.
Tiga dari lima pigura di ruang lobi Wisma Habibie - Ainun yang mencerminkan lima pulau besar di Indonesia. TEMPO | Rini K
Sejurus dari pintu utama ada pigura bergambar wayang yang identik dengan Pulau Jawa. Berjajar di sekeliling ruangan pigura yang mencirikan Pulau Sumatera, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi, dan Papua. "Tergambar kebudayaan pada masing-masing pulau termasuk sejarahnya," kata Din Suwarta.
Di sebelah kanan dan kiri ruang lobi tadi ada dua ruang tamu. Bedanya, ruang tamu sebelah kanan tertutup oleh pintu, sedangkan ruang tamu sebelah kiri tiada berpintu. Di dalam ruang tamu itu terdapat sofa, meja, dan koleksi lukisan BJ Habibie karya para maestro lukis, yakni Bagong Kussudiardja dan Basuki Abdullah.
Pigura besar bergambar simbol agama yang ada di Indonesia di Wisma Habibie - Ainun di Jakarta. TEMPO | Rini K
Lanjut ke ruang selanjutnya yang menuntun langkah menuju perpustakaan BJ Habibie. Namun sebelum sampai di perpusatakaan, pengunjung akan kembali ditunjukkan keragaman Indonesia dari sisi agama. Ada empat pigura di dinding yang menunjukkan simbol-simbol agama Islam, Kristen Katolik dan Protestan, Hindu, dan Buddha.
Pintu masuk Perpustakaan BJ Habibie di Wisma Habibie - Ainun di Jakarta. TEMPO | Rini K
Seusai menyimak beragam agama di Tanah Air, pengunjung akan 'menyeberang lautan' berwujud lorong yang diapit kolam ikan. "Sampai kita di gudang ilmu, yakni perpustakaan pribadi koleksi buku-buku bapak dan ibu (BJ Habibie dan Ainun," ucap Din di depan pintu perpustakaan.
Suasana perpustakaan BJ Habibie di kawasan Patra Kuningan, Jakarta. TEMPO | Rini K
Selain koleksi buku, dari dalam perpustakaan pribadi BJ Habibie, pengunjung bisa menikmati taman di seberang ruangan. Di taman itu terdapat patung Gajah Mada, patung Buddha, dan berbagai patung koleksi Habibie.
Taman di dalam Wisma Habibie - Ainun di Jakarta. TEMPO | Rini K