Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mahasiswa Departemen Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Andalas atau Unand menyelenggarakan pameran Etnografi Mentawai bertema Merawat Pangan Lokal untuk Ketahanan Pangan yang Berkelanjutan. Pameran ini berlangsung pada Kamis, 13 Juni hingga Jumat, 14 Juni 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Koordinator pameran, Anisa Syafitri mengatakan, pameran ini memberi gambaran tentang pentingnya pangan lokal pada era modern. “Mentawai sendiri yang kita tahu bahan makanan pokoknya itu adalah sagu, keladi, dan pisang mereka itu tidak mengonsumsi beras," katanya, pada Kamis 13 Juni 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ruangan pameran Etnografi Mentawai yang memamerkan aneka barang khas Mentawai dan foto- foto kegiatan keseharian masyarakat. Pameran diselenggarakan di pelataran Gedung D Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Unand, Kamis 13 Juni 2024. TEMPO/ Tiara Juwita
Anisa menambahkan, pada era modern ini muncul anggapan yang tidak tepat. "Beberapa orang bilang mereka (orang Mentawai) itu kuno, dan mengonsumsi beras itu adalah hal yang modern,” ucapnya.
Pangan Lokal Mentawai
Anisa menjelaskan, sagu sangat penting mencukupi kebutuhan pangan masyarakat Mentawai. Satu pohon sagu cukup untuk kebutuhan pangan satu keluarga. “Soalnya sawah tidak cocok di tanah Mentawai. Kalau menghilangkan sagu di kehidupan masyarakat Mentawai sama saja menghilangkan sosial budaya masyarakatnya,” katanya.
Padi, kata Anisa, kurang cocok dijadikan sebagai bahan makanan bagi penduduk sekitar. “Kalau beras harganya mahal, tapi kalau sagu mereka punya ladang, punya pohon sendiri ucapnya.
Pameran ini juga menampilkan beragam benda khas Mentawai, foto kegiatan keseharian masyarakat, dan makanan khas. Pameran ini juga menyuguhkan inovasi makanan dari sagu dari Mentawai seperti, cireng isi ayam suwir, lempengan sagu, ongol-ongol dan otak-otak sagu.
Pengunjung sedang mencoba makanan di stan olahan pangan inovasi dari sagu Mentawai dalam acara Pameran Etnografi Mentawai yabg diselenggarakan di pelataran Gedung D Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Unand, Kamis 13 Juni 2024. TEMPO/ Tiara Juwita
Proses penyelenggaraan pameran yang berlangsung sekitar satu bulan lebih diawali dengan kuliah lapangan ke Kabupaten Mentawai selama 10 hari untuk melakukan proses pengumpulan data. Sebelum pameran, kegiatan dibuka dengan seminar yang diisi oleh beberapa dosen antropologi dari berbagai universitas di Indonesia dan Badan Riset dan inovasi Nasional (BRIN). Adapun di antaranya, Nursyirwan Efendi (Unand) Obing Katubi (BRIN), Moh Soehadha (UIN Sunan Kalijaga), dan Pawennari Hijang (Universitas Hasanuddin) yang telah berlangsung pada Rabu, 12 Juni 2024.
Menurut pengunjung pameran Nabila Annisa, pameran yang mengangkat pangan lokal masyarakat Mentawai tersebut sesuai dengan isu masalah di lapangan. “Konsep pameran tahun ini beda dengan tahun-tahun sebelumnya. Apalagi memang ada makanan yang dipamerkan, seperti makanan asli setempat dan makanan inovasi yang bisa dicoba," ucapnya.
Pameran Etnografi Mentawai merupakan acara yang hampir setiap tahun diselenggarakan. Biasanya acara ini merupakan output dari mata kuliah Etnografi Mentawai. Namun, pada tahun ini acara tersebut berkolaborasi dengan sejumlah mahasiswa pascasarjana antropologi. Ada pula yang sedang mengikuti program pertukaran mahasiswa merdeka di Unand.