Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seleb

Mengenang Pelawak Legendaris Jojon, 9 Tahun Telah Berpulang

Penampilan pelawak Jojon sangat lekat dengan kumis kecil bak Hitler dan celana bretel selutut. Hari ini 9 tahun komedian ternama itu berpulang.

6 Maret 2023 | 14.23 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pelawak jenaka, Djuhri Masdjan atau lebih dikenal Jojon telah menghembuskan nafas terakhirnya karena serangan jantung di salah satu rumah sakit di kawasan Jatinegara, Jakarta, (6/3). Dok.TEMPO/Nanang Baso

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pelawak legendaris Jojon lahir dengan nama asli Djuhri Masdjan pada 5 Juni 1947 di Karawang, Jawa Barat. Pria Sunda ini memulai kariernya dengan bergabung dalam grup lawak Jayakarta Grup. Di sana, ia bertemu dengan Hasanuddin atau Uu, Suprapto atau Esther, dan Cahyono yang mencapai kesuksesannya pada era 1970 sampai 1980-an.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jojon tampil dengan ciri khasnya yaitu kumis kecil ala Charlie Chaplin atau Adolf Hitler dan celana bretel menggantung sehingga sangat mudah diingat para penonton. Dengan ciri khasnya ini, Jojon pun dapat mencuri hati banyak penonton yang akhirnya menjadi penggemar setianya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Merangkum p2k.unkris.ac.id, ketika sudah memasuki era 1990-an, satu per satu anggota dalam Jayakarta Grup mulai angkat kaki. Uu, Esther, dan juga Jojon memutuskan untuk bersolo karier sebagai pelawak tunggal yang siap mewarnai layar kaca kala itu.

Tak hanya menjadi pelawak, Jojon berhasil mencapai kesuksesannya sebagai aktor melalui beberapa film . Adapun, film-film yang ia bintangi dengan genre yang beragam, yaitu Tiga Dara Mencari Cinta (1980), Oke Boss (1981), Apa Ini Apa Itu (1981), Benda/barang Antik (1983), Vina Bilang Cinta (2005), Setannya Kok Beneran? (2008), Doa Yang Mengancam (2008), Mau Dong Ah (2009), dan Badai di Ujung Negeri (2011). 

Selain melawak, Jojon sering tampil di layar kaca Indonesia pada 2000-an. Ia tampil dalam sinetron ataupun acara lawak televisi, yaitu Kerajaan Sahur, Santai Bareng Yuk, Orang Kaya Baru, Emak Ijah Pengen ke Mekah, dan Opera Van Java. Tak hanya dalam dunia adu peran saja, Jojon pun pernah berkecimpung dalam dunia tarik suara. Ia pernah merilis album lagu pop Sunda yang berjudul Pamali.

Pada 6 Maret 2014, tepat 9 tahun lalu, Jojon mengembuskan napas terakhirnya ketika berusia 66 tahun di Rumah Sakit Premier Jatinegara, Jakarta Timur. "Beliau meninggal dunia tepat pada pukul 06.04 WIB tadi," kata Sukendar, Humas Rumah Sakit Premier Jatinegara pada 6 Maret 2014.  

Sebelum berpulang, pelawak yang juga sahabat Jojon, Cahyono menjelaskan bahwa Jojon kerap mengeluh sakit pada bagian dadanya. Jojon juga memberi tahu kepada Cahyono bahwa dirinya memiliki riwayat penyakit asma. Akibatnya, Cahyono beranggapan bahwa keluhan sakit dada yang Jojon alami karena sakit asmanya. 

"Waktu syuting, Jojon pernah bilang dadanya sering sakit dan sesak nafas," ujar Cahyono pada 6 Maret 2014.

Lebih lanjut, Bunda Henny,  istri Jojon menjelaskan bahwa sang suami meninggal dunia karena sakit jantung. Usai dari rumah sakit, jenazah Jojon langsung dibawa ke rumah duka di Jalan Puri Pangeran Nomor 3, Imperial Golf Estate, Sentul City, Bogor. Setelah itu, jenazah Jojon dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kebon Pedes, Bogor. Meskipun ia sudah pergi untuk selama-lamanya, tetapi ciri khas dan karya-karyanya masih hadir dalam dunia hiburan Indonesia, khususnya dunia komedi. 

Pilihan Editor: Tarzan: Jojon Tak Tergantikan

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus