Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian koleksi Museum Nasional Indonesia terkena imbas kebakaran yang terjadi pada Sabtu, 16 September 2023. Ahmad Mahendra, Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Badan Layanan Umum Museum dan Cagar Budaya (BLU MCB), mengatakan, terdapat 817 koleksi di enam ruangan Gedung A Prasejarah yang terdampak. Adapun total koleksi Museum Nasional adalah 194.000 benda.
“Koleksi dan benda bersejarah yang terdampak merupakan koleksi berbahan perunggu, keramik, terakota, dan kayu serta koleksi miniatur dan replika benda prasejarah yang ditemukan dalam kondisi utuh maupun rusak ringan sampai berat,” kata Ahmad Mahendra, seperti dilansir dari Antara, Selasa, 19 September 2023.
Koleksi prasejarah
Bagian prasejarah di museum ini menyimpan berbagai benda yang penting dalam peradaban Nusantara di masa lampau. Dilihat dari laman museumnasional.or.id, ruangan ini antara lain menyimpan replika pekuburan manusia prasejarah di Gilimanuk, Bali. Aslinya, kubur ini berada di Situs Gilimanuk yang merupakan bagian dari Taman Nasional Bali Barat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Benda-benda prasejarah lain yang tersimpan di museum ini diperkirakan berasal dari zaman paleolithic, peleometalik, neolitik, dan megalitik. Koleksi ini berupa senjata, perhiasan, aksesori, dan perlengkapan rumah tangga ini berasal dari berbagai pulau, mulai Sumatra, Jawa, hingga Papua.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gelang logam koleksi Ruang Prasejarah Museum Nasional (museumnasional.or.id)
Gelang hingga lukisan batu
Salah satu benda dari masa ini adalah gelang logam atau bracelet. Menurut laman museum, gelang ini berasal dari masa paleolitikum yang ditemukan di Lomen, Nusa Tenggara Timur. Gelang ini memiliki motif tumpal dan digunakan sebagai perhiasan untuk menunjukkan status sosial dan sebagai benda upacara.
Koleksi lain adalah kendi dari zaman peleometalik. Kendi dari tanah liat ini ditemukan di Palembang, Sumatra Selatan. Keterangan pada laman museum menyebutkan bahwa kendi dengan motif meliuk-liuk pada bagian lehernya ini digunakan sebagai alat upacara atau barter.
Kendi koleksi Ruang Prasejarah Museum Nasional (museumnasional.or.id)
Ada pula kapak melengkung atau curved axe dari zaman neolitikum. Senjata yang terbuat dari batu semu mulia kalsedon ini ditemukan di Bekasi, Jawa Barat. Di zaman itu, kapak jenis ini kemungkinan digunakan untuk upacara, penguburan, atau barter, berbeda dengan kapak batu biasa yang digunakan sehari-hari untuk menggali dan menebang pohon.
Koleksi lain dari zaman neolitikum adalah guci. Guci ini ditemukan bersama beberapa tulang dan 10 tengkorak manusia di kuburan di Melolo, Nusa Tenggara Timur. Bentuk guci bulat, lehernya yang rata, dan lubang airnya yang tunggal memberikan keunikan karena menyerupai tubuh manusia. Guci tersebut kemungkinan digunakan dalam upacara keagamaan, termasuk penguburan.
Dari zaman megalitikum, ada lukisan batu yang ditemukan di Palembang. Awalnya ini adalah dinding partisi antara dua ruang paralel dari peti batu ganda. Permukaan dindingnya dihiasi ilustrasi tangan berjari tiga dan mata banteng. Penggambaran seekor banteng bersama seseorang erat kaitannya dengan konsep pemujaan leluhur. Lukisan tersebut kemungkinan besar digunakan untuk memberkati orang yang meninggal dalam perjalanannya menuju dunia roh.
Setelah kebakaran, Museum Nasional melakukan proses evakuasi dan pemindahan koleksi benda bersejarah ke lima ruangan lainnya. Ia mengatakan, beberapa koleksi tidak mengalami kerusakan atau tetap utuh, sementara yang lain mengalami tingkat kerusakan yang bervariasi.
Pilihan Editor: Museum Nasional Kebakaran, Ini Koleksi yang Tersimpan di Sana