Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

hiburan

Menyusuri Jejak Kali Manggis, Sungai Buatan Belanda di Tengah Kota Magelang Berusia Hampir 100 Tahun

Kali Manggis yang usianya hampir 100 tahun mengalir melewati Jalan Manggis, Kelurahan Gelangan, Kota Magelang itu dibuat oleh orang Belanda.

12 Juli 2023 | 05.33 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Magelang - Kota Magelang memiliki banyak bangunan bersejarah terutama yang dibuat oleh Belanda. Kota ini pernah menjadi tangsi militer sekaligus markas yang digunakan pemerintah Hindia Belanda pada masanya. Salah satu yang unik dan bersejarah di Kota Magelang adalah Kali Manggis yang usianya hampir 100 tahun.

Material Pembangunan Kali Manggis Sangat Diperhatikan

Sungai buatan sepanjang 6,5 kilometer yang mengalir melewati Jalan Manggis, Kelurahan Gelangan itu awalnya dikerjakan tuan Ventros, seorang Belanda. "Saat membangun sungai tersebut, Vetros sangat memperhatikan material yang digunakan seperti pasir dan batu koral sebagai bahan bligon. Bahannya harus dicuci tidak boleh ada kotoran sama sekali," kata sejarawan sekaligus pegiat Komunitas Kota Toewa Magelang, Bagus Priyatna saat ditemui Tempo, Selasa 11 Juli 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Bagus, pada saat dibangun, Kali Manggis dibuat dari plat dan kerangka yang terbuat dari besi. Namun karena tidak kuat menahan arus air maka pada 1911 dilakukan renovasi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Renovasi dilakukan pada  jembatan air atau banyak orang menyebutnya talang. Renovasi dilakukan sepanjang 125 meter di Dusun Bolang, Badran Temanggung," ujarnya.

Saluran Progo Manggis Mengairi Sawah di Kabupaten dan Kota Magelang

Bagus menceritakan, berdasarkan catatan sejarah, saluran Progo Manggis ini mulai dibangun pada 1857. Saluran ini dibangun untuk mengairi sawah di daerah Secang dan perkebunan tebu milik Belanda di Mertoyudan, Kabupaten Magelang. “Ada juga sumber lain yang menyebutkan saluran tersebut dibangun pada 1895,” ujar Bagus

Tak hanya untuk mengairi sawah, sungai yang ada di Kota Magelang digunakan untuk menggelontor limbah rumah tangga dan saluran air kota (Boog Leiding) dan juga untuk menyirami taman kota. Kali Manggis juga dibuat untuk mengantisipasi bencana kebakaran lantaran pada masa itu mayoritas rumah milik warga terbuat dari bambu yang mudah terbakar.

Sungai buatan itu memang sengaja dialirkan karena Kota Magelang tempo doeloe merupakan daerah yang kering dan kekurangan air. Meski demikian, menurut Bagus, keadaan perlahan berubah usai perang Diponegoro karena Magelang dijadikan Government Settlement pada1830

"Kala itu, Magelang dijadikan daerah sentral untuk mengumpulkan hasil perkebunan yang akan di bawa ke Semarang," ujarnya.

Kota Magelang Tempo Doeloe adalah Kota Distribusi

Bagus mengatakan, Kota Magelang dipilih menjadi pusat karena di Semarang sudah ada pelabuhan untuk dermaga dan sumber pengelolaan kelautan. "Maka, Magelang dijadikan kota distribusi hasil pertanian dan perkebunan. Magelang menjadi salah satu untuk mengumpulkan hasil tersebut,” ujarnya.

Hingga saat ini, Kali Manggis masih mengalir melewati tiga daerah yaitu Temanggung, Kabupaten Magelang, dan Kota Magelang. Saluran tersebut memanjang dari Temanggung hingga Mertoyudan Kabupaten Magelang. Adapun sumber air dari saluran tersebut diambilkan dari Sungai Progo di Dusun Kuncen Desa Badran Kecamatan Kranggan Temanggung.

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus