Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -- Gunung Merapi di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah terpantau masih menyandang status waspada. Laporan terbaru Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi yang disiarkan melalui akun media sosial Instagram @bpptkg mengimbau pendaki dan masyarakat tak mendekati puncak Merapi.
Laporan BPPTKG dirilis dan ditandatangani oleh Kepala BPPTKG Hanik Humaida pada Jumat, 13 Juli 2018. Laporan tersebut merupakan catatan aktivitas Merapi yang dipantau mulai 6 hingga 12 Juli 2018.
Dalam laporan tersebut dipaparkan Hasil pengamatan terhadap pemantauan visual, kegempaan, pengukuran emisi, deformasi, dan pencatatan hujan serta lahar. Laporan itu juga menampilkan sejumlah saran dan rekomendasi khususnya untuk pendaki dan masyarakat yang tinggal di sekirar lereng Merapi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca Juga:
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada poin yang dijabarkan dalam saran dan rekomendasi, guna menghindari terjadinya hal-hal yang membahayakan, BPPTKG mengimbau masyarakat dan pendaki mengosongkan area radius 3 kilometer dari puncak Merapi. Masyarakat yang tinggal di sekitar KRB III pun diminta untuk meningkatkan kewaspadaan.
Masyarakat dapat memantau aktivitas Merapi secara aktual melalui pos pengamatan terdekat. Bisa juga melalui radio frekuensi 165.075 MHz atau situs merapi.bgl.esdm.go.id. Dapat pula memantengi media sosial BPPTKG.
Dalam pekan ini, Merapi mengalami dua kali gempa vulkanotektonik dangkal, 13 kali gempa embusan, 22 kali gempa multifase, 52 kali gempa guguran, dan 14 kali gempa tektonik.
Sementara itu, cuaca teramati cerah pada pagi dan malqm hari. Sedangkan siang dan sore berkabut. Adapun pada pekan ini tak terjadi hujan di pos pengamatan Gunung Merapi.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA