Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Destinasi wisata unggulan Tanjung Lesung juga menggelar Perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-74. Acara ini dirangkaikan dengan Kampanye Experience Tanjung Lesung, sebagai bagian dari upaya bersama pemulihan Kawasan Tanjung Lesung pasca peristiwa tsunami.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perayaan HUT RI tersebut juga dilaksanakan secara unik dengan menghelat upacara pengibaran bendera Merah Putih di darat, laut dan udara secara serempak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebanyak 4 atlit kayak menggelar bendera Merah Putih di atas air laut Pantai Kalicaa, sementara 2 atlit paramotor dan 1 atlit microlight trike mengibarkan bendera di udara di atas kawasan Kalicaa Beachfront bersamaan dengan berkibarnya bendera Merah Putih di Lapangan Upacara di darat.
Dalam momen istimewa tersebut, turut hadir perwakilan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) serta Perum DAMRI. Mereka menyampaikan dukungan penuh terhadap upaya bersama, pemulihan dan bangkitnya pariwisata Banten pasca tsunami 2018.
“Sesuai dengan semangat SDM Unggul, Indonesia Maju, saya mengajak masyarakat Tanjung Lesung untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, karena keunggulan SDM begitu penting dalam ikhtiar pengembangan wilayah," ujar President Director Banten West Java, Poernomo Siswoprasetjo dalam amanatnya yang disampaikan saat upacara.
SDM dan masyarakat menurut Poernomo, harus kuat dan mumpuni. Senantiasa meningkatkan kemampuan dan keahlian diri agar memberikan manfaat dalam pengembangan ekonomi, pariwisata dan budaya di Provinsi Banten.
Ia menjelaskan bahwa pulih dan bangkitnya kawasan Tanjung Lesung serta Banten tidak lepas dari dukungan semua pihak, baik masyarakatnya maupun Pemerintah. Hal ini tercermin dalam kehadiran dan dukungan dari BMKG dan Perum DAMRI.
Sementara itu, Kepala Balai BMKG Wilayah 2 (Banten, Lampung, Sumsel & Kalimantan), Hendro Nugroho menyampaikan, dukungan Pemerintah untuk pariwisata wilayah Banten melalui BMKG, berupa sejumlah fasilitas dalam rangka upaya mitigasi dan kepastian atas rasa aman untuk masyarakatnya sesuai dengan UU No 31 tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika.
"BMKG saat ini telah mengaktifkan 18 lokasi alat pemantau info dini di sekitar Lampung dan Banten dalam bentuk HF Radar Tsunami, antara lain di Kalianda, Mambruk, Labuhan dan Tanjung Lesung dengan jangkauan hingga 70-90 km," ujar Hendro. Selain itu juga dipasang tide gauge di enam lokasi serta buoy tsunami.
Selain itu juga dipasang HF Radar Array Wera dan yang baru adalah Earthquake Early Warning System (EEWS) yang merupakan hibah dari Pemerintah China dan saat ini diujicoba di 11 negara.
EEWS berfungsi sebagai sistem monitoring pendeteksi gempa bumi di hulu, system autometic processing yang mengolah secara cepat dan sistem diseminasi penyebarluasan informasi peringatan dini di hilir, yang ditujukan kepada masyarakat disertai saran untuk menyelamatkan diri. BMKG juga memasang intensity meter utk mengetahui dampak bencana yang terjadi serta akselerograf.
Dukungan BMKG juga diberikan secara khusus bagi penyelenggaraan event Rhino Cross Triathlon, yang akan dihelat akhir September mendatang dengan memasang peralatan info tinggi gelombang dan info dini badai.
Seorang atlet paralayang membawa bendera Merah Putih dalam peringatan HUT RI di Pantai Kalica, Tanjung Lesung. TEMPO/Dok.Panitia
Ari Susanto, Perwakilan Perum DAMRI Serang, Banten juga menyatakan kesiapan institusinya dalam mendukung kepulihan dan bangkitnya pariwisata Banten. Tahun 2020 mendatang, Damri siap mendukung Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Tanjung Lesung.
Event Festival Tanjung Lesung telah masuk dalam Calendar of Event Kemenpar melalui pembukaan dua trayek baru yaitu Merak – Tanjung Lesung dan Bandara Internasional Soetta – Tanjung Lesung.