Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Mulai bulan Februari hingga akhir Maret 2020, Yogyakarta merayakan festival Jogja Heboh. Perhelatan ini hasil kolaborasi Pemda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) DIY serta Kamar Dagang Industri (Kadin) DIY.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perhelatan tersebut ternyata tak menargetkan berapa besar transaksi yang ingin dicapai, walaupun menggeber berbagai promo diskon, "Bukan berapa besarnya transaksi belanja wisata yang kami target, melainkan terbentuknya pasar wisatawan yang semakin besar untuk menggunakan transaksi non tunai," ujar Ketua Panitia Jogja Heboh 2020 HR Gonang Djuliastono Rabu 5 Februari 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gonang mengatakan saat perhelatan ke-4 ini, Jogja Heboh turut meluncurkan aplikasi JogjaKita, sebagai platform pembayaran berbagai transaksi. Menurut Gonang, semakin banyak wisatawan yang bertransaksi secara cashless melalui aplikasi JogjaKita, itulah yang akan menjadi tolok ukur keberhasilan perhelatan itu.
"Dengan aplikasi itu, baru akan terlihat di akhir periode program nanti berapa besar nominal transaksi yang terjadi," ujar Gonang.
Jogja Heboh menyasar pasar wisatawan yang sebagian besar milenial dengan rentang usia 20-40 tahun, yang sudah cukup melek teknologi.
Transaksi melalui JogjaKita pun, ujar Gonang, memberikan promo menarik bagi wisatawan. Baik saat melakukan perjalanan ke Yogyakarta, menikmati kuliner, menginap di hotel, mengunjungi destinasi hingga berbelanja di berbagai titik perbelanjaan modern dan tradisional di seluruh merchant yang terlibat program itu.
Wisatawan yang bertransaksi menggunakan aplikasi JogjaKita di festival Jogja Heboh, akan mendapatkan cashback sebesar 15 persen.
Aplikasi itu juga menggandeng PHRI Yogyakarta, sehingga wisatawan yang memesan hotel melalui aplikasi ini mendapatkan diskon hingga 60 persen selama festival berlangsung.
Ibnu Sunanto, pengembang aplikasi JogjaKita yang juga CEO PT Bimasakti Multi Sinergi mengatakan, aplikasi yang dilansir Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X saat pembukaan Jogja Heboh (2/2) itu, kini sudah diunduh dan digunakan lebih dari 5.000 pengguna.
Sultan sendiri sempat mempraktekan pembayaran non tunai menggunakan aplikasi JogjaKita, untuk membayar pembelian kopi di merchant Kopi Merapi, "Aplikasi ini bukan hanya bisa digunakan pada saat festival Jogja Heboh, tetapi bisa juga setiap saat," ujar Ibnu.
Acara Opening Ceremony #JogjaHeboh2020 dibuka oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X. Foto: @jogja_heboh
Ibnu mengatakan aplikasi ini manargetkan seluruh lini transaksional di Yogyakarta, "Termasuk saat bayar parkir, beli oleh-oleh, paket wisata, hingga ke tempat-tempat kuliner di seluruh Yogyakarta," ujarnya.
Menurutnya lewat aplikasi JogjaKita di festival Jogja Heboh, pengguna bisa menikmati lebih dari 350 layanan transaksi dan pembayaran secara gratis. Ibnu menargetkan sampai akhir tahun 2020, aplikasi itu bisa diunduh minimal tercapai satu juta pengguna. Terutama saat event Jogja Heboh berlangsung.
PRIBADI WICAKSONO