Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Ribuan orang tampak menyemut di Pelataran Kamandungan Lor atau Keben Keraton Yogyakarta Minggu petang 7 Juli 2024. Mereka berbondong-bondong menanti digelarnya tradisi Lampah Budaya Mubeng Beteng atau berjalan kaki mengelilingi benteng keraton menyambut pergantian tahun baru Jawa 1 Sura atau 1 Suro.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pantauan Tempo, dari pihak Keraton Yogyakarta yang hadir mengantarkan prosesi yang dilakukan para absi dalem itu adalah putri sulung Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X, Gusti Kanjeng Ratu Mangkubumi didampingi menantu Sultan HB X Kanjeng Pangeran Hario Purbodiningrat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tradisi Mubeng Beteng saat Malam 1 Suro di Yogyakarta Minggu 7 Juli 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Tak sedikit wisatawan asal luar Yogyakarta dan mancanegara yang hadir turut melihat bahkan mengikut prosesi yang bermakna refleksi diri itu.
"Saya dari Kalimantan, baru beli pakaian (peranakan Jawa) ini di Jogja tadi, saya sengaja datang karena ingin merasakan langsung ikut Mubeng Beteng ini," kata seorang perserta Mubeng Beteng, Jati Kusumo, 40 tahun, yang datang bersama rekannya.
Tradisi Mubeng Beteng saat Malam 1 Suro di Yogyakarta Minggu 7 Juli 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Pengunjung lain, James Aditya, 32, asal Tambora, Jakarta Barat mengaku datang karena ingin mendokumentasikan momentum Mubeng Beteng yang menurutnya sangat unik itu. "Kebetulan pas liburan di Yogyakarta dan dapat informasi soal acara ini, saya mulai menunggu dari jam 9 malam tadi," urainya.
Panitia yang juga Ketua Paguyuban Abdi Dalem Keraton Kanjeng Raden Tumenggung Kusumanegara menuturkan prosesi acara mubeng beteng kali ini sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Di awali pembacaan macapat oleh abdi dalem pada pukul 19.30 hingga pukul 22.00 WIB.
Tradisi Mubeng Beteng saat Malam 1 Suro di Yogyakarta Minggu 7 Juli 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Usai pembacaan macapat, para abdi dalem baru mulai berjalan kaki setelah kentongan besi di area Keben itu dipukul sebanyak 12 kali yang menandakan tepat pukul 00.00 WIB.
Prosesi Mubeng Beteng itu dilakukan para peserta tanpa alas kaki. Mereka akan berjalan mengitari tembok atau beteng keraton secara berlawanan dengan arah jarum jam sembari membisu alias tanpa berbicara sepatah kata pun.
Tradisi Mubeng Beteng saat Malam 1 Suro di Yogyakarta Minggu 7 Juli 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Ratusan personel kepolisian turut berjaga di simpang-simpang jalan dan rute yang dilalui para peserta Mubeng Beteng. Agar ketertiban lalu lintas tetap terjaga meskipun tak ada penutupan jalan. Sejumlah ambulans juga tampak siaga di beberapa titik berjaga jika ada peserta yang mengalami gangguan kesehatan di tengah perjalanan tradisi itu.
Para Abdi Dalem yang membawa dwaja berada di barisan depan, diikuti oleh Abdi Dalem lainnya dan masyarakat umum. Adapun rute yang ditempuh adalah Kamandhungan Lor, Ngabean, Pojok Beteng Kulon, Plengkung Gading, Pojok Beteng Wetan, jalan Ibu Ruswo, Alun-Alun Utara, lalu kembali lagi ke Kamandhungan Lor.