Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Mulai September, Yunani Batasi Pengunjung Acropolis untuk Cegah Overtourism

Pengunjung Acropolis akan dibagi berdasarkan jam dari pagi hingga malam, dan ini akan dilakukan terhadap situs arkeologi lain di Yunani.

7 Agustus 2023 | 06.00 WIB

Acropolis dan Parthenon terlihat diterangi dengan sistem pencahayaan baru di Athena, Yunani, 30 September 2020. Sistem pencahayaan baru di Acropolis dan Parthenon tersebut, yang menggunakan perlengkapan pencahayaan LED berdaya rendah, diluncurkan pada 30 September. Xinhua/Marios Lolos
Perbesar
Acropolis dan Parthenon terlihat diterangi dengan sistem pencahayaan baru di Athena, Yunani, 30 September 2020. Sistem pencahayaan baru di Acropolis dan Parthenon tersebut, yang menggunakan perlengkapan pencahayaan LED berdaya rendah, diluncurkan pada 30 September. Xinhua/Marios Lolos

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Yunani bakal membatasi pengunjung harian ke salah satu objek wisatanya yang terkenal Acropolis mulai September 2023. Pebatasan dilakukan untuk mengendalikan kepadatan wisatawan dan melindungi situs dari kerusakan. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mulai 4 September, pengunjung harian ke monumen Athena akan dibatasi hingga 20.000 orang sebagai bagian dari program percontohan, menurut Menteri Kebudayaan Yunani Lina Mendoni. Pintu masuk akan dibagi menjadi zona waktu dari jam 8 pagi sampai jam 8 malam.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Program pembatasan tersebut diharapkan mulai bekerja penuh secara permanen pada 1 April 2024 di semua situs arkeologi yang menggunakan tiket elektronik.

“Ada permintaan yang sangat tinggi dan itu benar-benar normal dan dapat dimengerti. Acropolis… adalah simbol dunia. Oleh karena itu, siapa pun yang datang ke Athena ingin mengunjunginya,” kata Mendoni saat wawancara. “Jelas, pariwisata diinginkan oleh negara, bagi kita semua. Tapi kita harus melihat bagaimana pariwisata yang berlebihan tidak akan merusak monumen itu.”

Selain itu, pembatasan juga untuk mencegah kemarahan penduduk setempat karena kebisingan dan kepadatan akibat overtourism.

Sebagai bagian dari rencana baru, jumlah pengunjung akan dibatasi per jam. Misalnya, 3.000 pengunjung akan diizinkan masuk dari jam 8 pagi sampai jam 9 pagi. Beberapa slot per jam akan lebih ramai daripada yang lain.

Pengunjung tidak akan dibatasi berapa banyak waktu yang mereka habiskan di situs ketika mereka sampai di sana. Mendoni mengatakan sebagian besar pelancong dalam kelompok yang terorganisasi cenderung berkunjung selama sekitar 45 menit, sementara pengunjung individu cenderung menjelajah hingga satu setengah jam.

Rencana Yunani untuk menerapkan sistem masuk waktu datang karena jumlah pengunjung telah mencapai 22.000 hingga 23.000 pada beberapa hari terakhir, kata Mendoni. Secara keseluruhan, sekitar 50 persen pengunjung cenderung ingin masuk ke situs pada pagi hari antara pukul 08.00 dan 12.00, dan itu terutama berlaku untuk grup yang lebih besar yang terdiri dari 10 orang atau lebih.

Turis yang ingin menghindari keramaian atau panas disarankan mengunjungi Yunani selama musim dingin. Saat itu jumlah wisatawan berkurang secara signifikan dan cuaca cenderung berkisar sekitar 50 derajat Fahrenheit (sekitar 10 derajat Celsius).

Selain mengendalikan keramaian, Yunani juga telah mengambil langkah untuk membuat Acropolis lebih mudah diakses oleh pengunjung penyandang disabilitas dengan memasang lift.

Sebelum Yunani dengan Acropolisnya, Paris sudah terlebih dahulu membatasi kunjungan ke Museum Louvre. Tahun lalu museum ini menarik hampir delapan juta pengunjung, banyak dari mereka berdesak-desakan untuk melihat sekilas Mona Lisa. Kini mereka membatasi penerimaan hingga 30.000 per hari. Italia juga membatasi beberapa pantai di Sardinia dengan sistem reservasi dan biaya masuk bagi pengunjung. Beberapa tempat wisata, seperti biara yang menampung mural da Vinci "The Last Supper", menerapkan pemesanan terbatas.

TRAVEL + LEISURE | NEW YORK TIMES

Mila Novita

Mila Novita

Bergabung dengan Tempo sejak 2013 sebagai copywriter dan menjadi anggota redaksi pada 2019 sebagai editor di kanal gaya hidup. Kini menjadi redaktur di desk Jeda yang meliputi gaya hidup, seni, perjalanan, isu internasional, dan olahraga

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus