Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Saat berlaku masa peralihan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB transisi, Museum Sejarah Jakarta atau Museum Fatahillah telah menerima pengunjung pada Senin, 8 Juni 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Hari Senin (8 Juni) sudah ada pengunjung yang datang, total 45 orang. Untuk pengunjung kami imbau masyarakat yang sehat berkunjung ke museum, tidak membawa balita, ibu hamil dan lansia," kata Kepala Unit Pengelola Museum Kesejarahan Jakarta, Sri Kusumawati kepada TEMPO, Selasa, 9 Juni 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dalam masa PSBB transisi itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memperbolehkan museum dibuka kembali pada 8 Juni. Ketika Museum Sejarah Jakarta kembali menerima pengunjung, Sri menjelaskan, bahwa jumlah kunjungan dibatasi.
"Maksimal jumlah pengunjung yang kami layani adalah 50 persen dari kapasitas maksimal daya tampung museum," kata Sri. Saat PSBB transisi, ia menambahkan, pengelola tetap memasang target tertentu untuk jumlah pengunjung.
"Kami berharap sekitar 100 orang-250 orang bisa kami layani pada masa transisi ini setiap hari," ucapnya. Aturan untuk para pengunjung, yakni wajib memakai masker, menjaga jarak fisik, mencuci tangan di tempat yang disediakan.
Sri menambahkan, bahwa para pegawai telah diberi pelatihan untuk pelayanan dalam masa transisi itu. Petugas keamanan, kata dia, diminta untuk rutin memantau pergerakan terkait jarak antara pengunjung.
"Beberapa tempat di museum juga sudah dibuatkan tanda-tanda. Itu untuk memudahkan pengunjung menjaga jarak mereka selama beraktivitas di museum," katanya.
Sri menjelaskan, sebelum museum kembali dibuka telah dilakukan desinfeksi. Seluruh petugas museum, ujar dia, juga diperiksa suhu tubuh setiap hari sebelum bekerja.
Suasana di Museum Sejarah Jakarta atau Museum Fatahillah ketika kembali menerima pengunjung, Selasa, 9 Juni 2020. Dokumentasi: Museum Sejarah Jakarta
"Petugas menggunakan masker, sarung tangan, sering mencuci tangan ketika bertugas. Kami latih terlebih dahulu bagaimana melayani pengunjung di masa transisi ini." ujarnya.