Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Magelang - Asyik juga wisata keliling Magelang naik mobil camat. Hanya saja, mobil camat yang digunakan bukan mobil camat yang masih menjabat, melainkan mobil camat di era 1980-an yakni VW Cabrio.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tempo mengikuti wisata keliling Kabupaten Magelang dengan menumpang mobil Volks Wagen warna hijau tosca. Mobil yang kinclong itu mengeluarkan bunyi rentetan nyaring dari lubang knalpotnya. VW tersebut berjalan berurutan bersama puluhan mobil sejenis yang sudah diisi penumpang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Satu unit VW mengangkut maksimal empat orang ditambah sopir. Jika dilihat dari kejauhan, konvoi VW itu seperti permen berarak dan warna warni. Maklum, warna bodi VW-nya begitu mencolok, seperti hijau tosca, hijau army, biru, kuning, merah, putih, merah muda, juga oranye.
Mobil-mobil VW tersebut berjenis 181/182 karena posisi setir di sisi kanan diproduksi pada 1969 hingga 1983. VW Cabrio adalah kendaraan militer yang dipakai tentara Jerman pada masa Perang Dunia II. Di Indonesia, mobil jenis ini disebut juga VW Camat karena menjadi kendaraan dinas para camat di era 1980-an.
Bentuknya seperti tank tapi lebih pendek. Tudung atau kap mobilnya digulung ke belakang. Begitu pun kaca depannya direbahkan ke depan. Angin semilir merasuk ke segala arah saat mobil melaju. Setiap penumpang mendapat fasilitas berupa caping atau topi bambu yang lebar untuk menghalau panas. "Syukurlah suku cadangnya masih banyak dijual," kata Witono, pengendara VW Cabrio yang ditumpangi Tempo, Kamis 11 Juli 2019.
Komunitas VW Cabrio alias mobil VW Camat yang tengah berkeliling desa wisata seputar Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, 11 Juli 2019. TEMPO | Pito Agustin Rudiana
Sudah tiga tahunan Witono menjalankan bisnis wisata dengan VW. Bersama komunitas Borobudur VW Cabrio Community yang dia pimpin, Witono mengantarkan wisatawan jalan-jalan di luar area Candi Borobudur, Kabupaten Magelang. Tak hanya komunitasnya, masih ada beberapa komunitas VW lainnya yang berwisata di Magelang. Setidaknya total ada 160 mobil. "Belum lagi yang di dalam area candi juga ada sendiri," kata Witono.
Witono bersama 60 orang anggota komunitas VW Cabrio menyediakan paket wisata berdasarkan lama perjalanan. Untuk Paket Short berdurasi 2 - 2,5 jam dengan kunjungan di dua obyek wisata seharga Rp 350 ribu per mobil. Paket Medium selama 3,5 - 4 jam akan mampir ke tiga obyek wisata senilai Rp 450 ribu per mobil. Dan Paket Long selama 5 - 6 jam dengan empat obyek wisata seharga Rp 600 ribu per mobil. "Dalam sepekan bisa tiga sampai empat kali putaran," kata Witono.
Destinasi wisata yang dituju adalah desa-desa wisata di seputaran candi. Siang itu misalnya, rombongan Witono mengantar wisatawan mampir ke Dusun Klipoh, Desa Karanganyar, Kecamatan Borobudur. Dusun Klipoh adalah dusun yang masyarakatnya membuat kerajinan gerabah secara turun-temurun.
Konon kekhasan kerajinan gerabah yang dibuat sejak abad 7 - 8 Masehi sebelum Candi Borobudur dibangun. Penduduk Dusun Klipoh membuat perkakas rumah tangga, periuk, asbak, miniatur Candi Borobudur, juga patung Budha. Di sana, wisatawan melihat proses membuat gerabah mulai dari tanah atau lempung sampai jadi.
Rute perjalanan antar objek wisata melintasi jalan sempit yang hanya bisa dilalui satu mobil dan satu sepeda motor. Rute itu sengaja diambil untuk mendekatkan wisatawan dengan penduduk desa. Terkadang wisatawan diajak berhenti di tepi sawah yang tengah dipanen petani untuk sekadar berfoto bersama. Atau berhenti di titik yang memiliki pemandangan indah untuk berfoto.
Kunjungan terakhir di Oemah Mbudur di Dusun Jowahan, Desa Wanurejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang. Di sana, rombongan wisatawan disuguhi camilan khas ndeso, seperti kacang rebus, pisang goreng, klepon, dan segelas wedang jahe. Sambil bersantai, wisatawan dihibur tarian tradisional oleh sejumlah bocah setempat.