Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Semarang - Jelang perayaan Imlek 2018, jalanan di kawasan Pecinan Kota Semarang mulai ramai dengan pernak pernik yang menjual perlengkapan untuk tahun baru Cina itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Imlek 2018 memang masih dua pekan lagi. Tetapi di ruko yang berderet mulai dari Gang Lombok, menuju Gang Warung, hingga ke Gang Pinggir, sekitar Damaran, hingga Jalan Plampitan, sudah tersedia berbagai barang untuk kebutuhan Imlek.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di Jalan Gang Pinggir misalnya, ada tiga toko yang sudah buka dari pagi hingga petang, yakni di ruko nomor 114, 16, dan ruko 9B. Mereka menyediakan perlegnkapan barongsai, boneka kucing rejeki, baju khas Imlek serba merah dan emas, hingga bunga mei hwa atau yang akrab disebut sakura plastik.
Bahkan, di Jalan Plampitan nomor 82 di ruko milik Ie Bing, 65 tahun, juga menyewakan kostum lengkap seperti kostum Dewi Kwan Im.
Ie Bing mengaku mulai menjual perlengkapan Imlek sejak 15 tahun silam. Kalau di hari biasa, ia menjual perlengkapan sembahyang seperti dupa dan keperluan lainnya untuk Vihara. Sebulan jelang Imlek ia manfaatkan untuk melayani masyarakat Tiongha yang akan meramaikan tahun Anjing Bumi ini.
"Barang kami semua impor, karena di Indonesia jarang ada yang produksi. Barangnya saya ambil dari Jakarta dan Surabaya,” kata Ie Bing di rukonya di Jalan Plampitan nomor 82, Kamis 1 Februari 2018.
Melayani kebutuhan para tetangga dan pelanggan dari luar kota, seperti sudah menjadi tradisi bagi Ie Bing. Tokonya memang dipercaya banyak kalangan. Mungkin karena harga yang ia patok lebih terajangkau dengan kualitas bahan setiap produk tergolong bagus. Dia mengaku sudah menggelonotorkan Rp300 juta untuk modal menyediakan kebutuhan Imlek tahun ini.
Para pelanggan Ie Bing kebanyakan dari bank di sekitar Pecinan, vihara sekitar Pecinan, serta hotel dan rumah makan sajian chinese food yang akan menyemarakkan Imlek.
Menurut dia, barang yang paling banyak dicari sampai sekarang adalah lampion kecil bersusun, dan naga plastik.
Ia menyediakan berbagai macam lampion, mulai yang berdiameter 15 cm sampai 60 cm. Semuanya diminati warga. “Barangnya awet, bisa sampai 5 tahun, jadi yang beli biasanya kafe atau hotel baru yang mau memperluas disain Imleknya," ujar Ie Bing.
Ada pun amplop merah untuk angpau juga laku setiap hari. Biasanya, “Sampai malam jelang Imlek masih banyak yang nyari," kata Ie Bing.
Salah satu dagangan lain yang laris adalah persewaan kostum kas Tionghoa dan aksesoriesnya. Untuk yang satu ini biasanya laris seminggu jelang perayaan.
"Front liner yang bekerja di restauran atau perbankan dan hotel biasanya sewa dalam jumlah besar. Saya menyediakan puluhan,” kata Ie Bin. Dia mematok tarif mulai Rp80 ribu sampai yang paling lengkap di atas harga itu.
FITRIA RAHMAWATI (Semarang)