Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta – Pengunjung Lapangan Banteng kini memiliki arena baru untuk berfoto sambil mengamati karya seni instalasi yang tergolong unik. Sebab, di taman yang lekat dengan ikon patung pembebasan Irian Barat itu sedang ditampilkan pameran bertajuk Enchanted Forest.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pameran ini diinisiasi oleh Jakflo Floral Academy (JFA), sebuah institusi yang mewadahi para desainer bunga untuk berkreasi. Enchanted Forest digelar di selasar Lapangan Banteng. Tepatnya di sisi kiri gerbang pintu masuk yang berhadapan langsung dengan Jalan Perwira, Jakarta Pusat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tempo mengunjungi pameran tersebut pada Selasa sore, 28 Agustus 2018. Karya seni yang dipamerkan di ruang seukuran lebih-kurang 10x20 meter itu digubah oleh sejumlah desainer JFA. Mereka melakukan perancangan hingga finalisasi karya selama 60 jam. Para desainer itu berkolaborasi dengan florar designer kondang, seperti Tami Sun, Sara Destriansyah, dan Inrara Sakib.
Ruang pameran tampak disulap layaknya hutan. Pada tengah ruang dipajang tiga manekin tanpa kepala dan bertubuh tak lengkap yang dibuat dari akar-akar tumbuhan. Aksesori kalung dari tanaman, bebungaan, dan bulu-bulu angsa melingkar di masing-masing leher patung. Seluruhnya tampak presisi.
Pada atap-atap ruangan kaca tersebut bergelantungan rangkaian dedaunan kering. Keberadaannya memberi kesan rimba dan justru menguatkan atmosfer artistik. Adapun dekorasi kontemporer turut menghiasi sudut-sudut ruangan. Seperti: kaktus-kaktus yang diberi cat, burung-burung imitasi, dan batang-batang pohon berwarna-warni.
Pameran seni dan instalasi bertajuk flona di Lapangan Banteng, Jakarta, 10 Agustus sampai 10 September 2018. Tempo/Francisca Christy Rosana
Penjaga booth pameran, Sargada Rusdi , yang ditemui di lokasi, mengatakan pengunjung biasanya gemar datang untuk berfoto. Dibandingkan dengan mengamati karya berlama-lama, orang lebih banyak menghabiskan waktu untuk memotret karya.
“Tidak apa-apa, kami tidak membatasi mereka berfoto,” ujar Rusdi. Meski bebas mengambil foto, pengunjung diimbau kudu menjaga jarak dengan karya. Selain itu, mereka tak diperbolehkan menyentuh karya tersebut.
Selain memajang karya instalasi, pameran digelar khusus untuk berfoto. Sebab, di dalam ruangan itu, telah diberi penanda letak-letak khusus untuk mengambil foto. Pengunjung juga akan dipandu langsung oleh penjaga booth bila mereka membutuhkan informasi.
Baca Juga:
Selama pameran digelar sejak 17 Agustus lalu, rata-rata pengunjung per hari berjumlah 40 orang. “Itu kalau akhir pekan,” katanya. Jumlah yang lebih sedikit akan terjadi pada hari biasa.
Pameran ini masih akan berlangsung hingga 10 September. Untuk bisa masuk ke arena pameran, pengunjung akan dikenai biaya masuk Rp 10 ribu per orang. Pameran ini buka setiap hari pada pukul 16.00 hingga 20.00 pada hari biasa dan pukul 13.00 hingga 21.00 saat akhir pekan.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA