Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Biasanya lorong orecchiette Via Arco Basso di Bari, Italia, ramai dikunjungi wisatawan untuk melihat pembuatan pasta orecchiette secara tradisonal. Namun akhir pekan lalu, meja-meja yang berjejer rapi untuk menunjukkan cara pembuatan pasta dan menjualnya nampak kosong. Ini karena para pembuat pasta protes setelah dituduh menggunakan bahan pabrik untuk pasta yang dibuat dengan tangan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bari mengalami lonjakan pariwisata berkat lorong orecchiette, tempat pasta dibuat di dapur masyarakat, dikeringkan dan dipajang di nampan kayu di luar rumah mereka. Wisatawan yang lewat lorong itu, akan melihat dan tak jarang ikut membuat pasta.
Alasan pasta kering
Laporan situs berita Italia Quinto Potere, mengklaim pasta yang diproduksi secara massal dijual bersama makanan artisanal kepada pengunjung yang tidak menaruh curiga. Para blogger makanan dan wisatawan juga mengungkapkan kekecewaan mereka atas penjualan pasta yang kering dan pucat, sementara yang lain menyuarakan keprihatinan atas kebersihan di dapur para pembuat pasta tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Para 'pastaie' atau pembuat pasta membantah tuduhan tersebut dan meminta pihak berwenang setempat untuk turun tangan. Nunzia Caputo, salah pembuat pasta yang terkenal di kota itu, menegaskan bahwa pasta orecchiette yang dibuat para pembuat pasta adalah buatan tangan. Namun harus dikeringkan untuk alasan kebersihan.
"Wisatawan membawanya ke Paris, ke Amerika, dan mereka membutuhkannya dalam keadaan sangat kering, agar tidak rusak selama dibawa," ujarnya.
Kantong pasta buatan pabrik
Jurnalis Antonio Loconte, berusaha mengungkap kebenaran di balik pembuatan pasta selama enam tahun terakhir. Ini karena dia sangat menghargai tradisi lokal. Saat mendatangi kios dia menemukan kantong pasta buatan pabrik. "Para wanita membongkar orecchiette buatan pabrik dan memasukkannya ke dalam tas untuk dijual seolah-olah itu buatan tangan," katanya kepada Daily Mail.
Menurut dia selain menggunakan pasta buatan pabrik, para pembuat pasta itu juga mengindari pajak dan lalai akan kebersihan. "Selain itu, kios-kios tersebut awalnya didirikan untuk menjual orecchiette, namun belakangan ini juga menjual produk lain seperti biskuit, makanan panggang, dan minuman," kata jurnalis Apulian itu.
Loconte menilai promosi di media sosial membuat wisatawa mengunjungi kawasan itu sehingga membuat para wanita kewalahan. "Sebagai bentuk niat baik, mereka membeli orecchiette, namun seringkali mereka tidak peduli apakah itu buatan pabrik atau buatan tangan. Hal ini menimbulkan masalah bagi konsumen lain," katanya.
Tanggapan pihak berwenang
Dewan kota Bari menekankan pentingnya kepercayaan wisatawan terhadap produk yang dijual. Saat ini mereka sedang mempertimbangkan untuk membuat peraturan yang memastikan produk dibuat dengan cara tradisional sekaligus melindungi pembuat pasta.
“Kami sedang mengkaji serangkaian peraturan mengenai masalah ini, untuk mencoba menemukan jalan yang melibatkan semua orang, termasuk operator,” kata anggota dewan kota Pietro Petruzzelli.
Sementara Wali Kota Bari, Vito Leccese, mendesak penjual pasta untuk jujur dan bertanggung jawab terhadap barang yang mereka jual demi reputasi kota tersebut. "Keaslian itulah yang membuat Bari memiliki daya tarik yang luar biasa. Kami bukan kiblat budaya seperti Florence atau Roma. Aktivitas tradisional di pusat bersejarahlah yang memberikan daya tarik pada tempat ini," katanya.